Awali Pekan, Dow Jones Ambles 235 Poin di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 May 2020 20:41
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada pembukaan perdagangan Senin (4/5/2020) merespons sikap agresif pemerintah AS mengambinghitamkan China atas wabah COVID-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average ambles 235 poin (-0,9%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit kemudian bertambah menjadi 334,34 poin (-1,41%) ke 23.389,35. Indeks Nasdaq turun 51,34 poin (-0,6%) ke 8.553,61 dan S&P 500 tertekan 28,96 poin (-1,02%) ke 2.801,75.

Pasar kian berjaga jarak dengan bursa saham setelah "Suhu dari Omaha" yakni Warren Buffett mengatakan perusahaannya, yakni Berkshire Hathaway, menjual seluruh sahamnya di maskapai penerbangan akibat virus corona.

Warren dikenal sebagai investor yang mengejar nilai (value investor) dengan menanamkan dananya ke aset yang benar-benar berkualitas dan memahami aspek fundamental. Aksi jual tersebut ditafsirkan bahwa kondisi fundamental memang benar-benar parah.

"Buffett adalah investor jangka panjang, sehingga keputusan jualnya itu merefleksikan keyakinannya bahwa industri penerbangan menghadapi tantangan ke depan yang secara fundamental mengubah cara mencetak nilai di bisnis tersebut," tulis analis Fundstrat Tom Le dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Investor juga mengkhawatirkan prospek hubungan AS dan China setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ada "sejumlah bukti signifikan" yang menghubungkan wabah COVID-19 dengan laboratorium di Wuhan, China.

Kekhawatiran itu membuyarkan optimisme mengenai rencana pembukaan kembali perekonomian AS secara terbatas, di tengah melandainya kurva penambahan korban virus corona (strain baru).

Sebelum itu, Gilead Science melaporkan pasien COVID-19 yang mendapat terapi dengan Remdesivir, nama obat produksi perusahaan farmasi AS tersebut, menunjukkan perbaikan dan bisa meninggalkan rumah sakit dalam kurun waktu dua pekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular