Saham FB dan Amazon Bergelimpangan, Dow Jones Anjlok 400 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 May 2020 20:46
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada pembukaan perdagangan Jumat (1/5/2020) menyusul koreksi saham-saham raksasa teknologi Negeri Sam seperti Facebook dan Amazon.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergerus 400 poin (-1,6%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit kemudian bertambah menjadi 433,05 poin (-1,78%) ke 23.912,67. Indeks Nasdaq turun 187,52 poin (-2,11%) ke 8.702,03 dan S&P 500 tertekan 57,82 poin (-1,99%) ke 2.854,61.

Pelaku pasar merespons rilis kinerja keuangan Apple yang melampaui ekspektasi analis, tetapi pertumbuhan pendapatannya flat secara tahunan. Apalagi, perseroan tak berani memberikan target kinerjanya pada kuartal kedua, di tengah pandemi COVID-19. Saham Apple anjlok 1,5%.

Raksasa e-commerce Amazon juga membagikan kabar buruk dengan berencana memakai seluruh laba bersih kuartal kedua untuk menangani dampak wabah virus corona (strain baru), setelah membukukan laba bersih yang meleset dari ekspektasi. Saham perseroan drop 4,8%.

Di sisi lain, saham Facebook melemah lebih dari 1% terkena aksi koreksi secara teknikal.

"Ketergantungan pada beberapa saham memicu koreksi yang lebih luas di pasar di masa lalu, dan jika mereka ambruk, bisa mengaburkan perbaikan yang lebih besar ke depannya," tutur Willie Delwiche, perencana investasi di Baird, dalam laporan risetnya.

Sentimen pasar beralih dari corona yang saat ini arahnya positif setelah perusahaan farmasi AS Gilead Science mengklaim lebih dari 50% pasien yang diuji dengan obatnya, yakni Remdesivir, menunjukkan perbaikan dan bisa keluar dari rumah sakit dalam kurun waktu dua pekan saja.

Namun, perencana investasi MRB Partners, yakni Phillip Colmar dan Santiago Espinosa, mengingatkan investor untuk tetap waspada, karena reli yang dipicu kelegaan sesaat itu bisa melampaui kondisi fundamentalnya.

"Banyak pemerintah menjajaki pembukaan kembali ekonomi tetapi untuk melakukan itu secara aman dan mendekati produksi ekonomi sebelumnya akan memerlukan serangkaian terobosan medis dan distribusi penanganan yang luas," tulis keduanya dalam laporan riset.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular