Rupiah Sedang Pekasa, Dolar Singapura Turun ke Rp 10.791

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 April 2020 17:05
Singapore currency notes are seen through a magnifying glass among other currencies in this photo illustration taken in Singapore April 12, 2013. REUTERS/Edgar Su
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (29/4/2020) dan kembali mendekati level terlemah 1 bulan.

Pada pukul 16:13 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.791, dolar Singapura melemah 0,55% di pasar spot, melansir data Refintiv. Level terendah 1 bulan dolar Singapura Rp 10.744/SG$ yang disentuh pada Selasa (21/4/2020) pekan lalu. Sejak menyentuh level tersebut, dolar Singapura bergerak menyamping (sideways).

Rupiah sedang perkasa pada hari ini, bahkan sejak pagi tadi, sesuatu yang jarang terjadi dalam beberapa perdagangan terakhir. Penguatan rupiah terjadi merespon video conference Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, yang memaparkan Perkembangan Ekonomi Terkini.

Sejak pasar finansial bergejolak di bulan Maret, BI secara rutin memberikan update terbaru kondisi ekonomi dalam negeri. Pada pekan-pekan sebelumnya Gubernur Perry memberikan update pada hari Selasa dan Kamis pukul 14:00 WIB, tetapi memasuki bulan puasa, dilakukan seminggu sekali pada hari Rabu, dan mulai pukul 8:30 WIB.



Dalam beberapa kesempatan, rupiah selalu menguat merespon video conference tersebut, sebabnya Perry selalu menebar optimisme. Hal tersebut juga terjadi hari ini.

Pelemahan rupiah Selasa kemarin dikatakan sebagai akibat permintaan valas yang tinggi di akhir bulan, serta faktor teknikal.

Meski demikian BI masih pede rupiah akan ke Rp 15.000/US$ di akhir tahun nanti.

"Pertama, dari sisi fundamental yang Rp 15.400/US$ sekarang ini undervalue. Karena defisit transaksi berjalan lebih rendah dari yang kita perkirakan 2,5-3% PDB. Di Triwulan I-2020 di bawah 1,5% dari PDB dan di akhir tahun bisa di bawah 2% PDB," kata Perry.

"Sehingga kalau CAD lebih rendah maka kebutuhan devisa jauh lebih rendah dan ini mendukung penguatan nilai tukar ke arah fundamental. Selain itu faktor teknikal seperti premi risiko akan dorong lebih kuat dari Rp 15.400/US$," imbuhnya.



Lebih jauh Perry mengatakan, ke depan arus aliran modal asing juga masih akan terus masuk pasar uang. Apalagi jika nanti pandemi Covid-19 telah mereda, sehingga masih akan terus menguat, kata Perry, ke arah Rp 15.000/US$.

Merespon pernyataan tersebut, rupiah mampu menguat 0,78% melawan dolar AS dan menjadi mata uang terbaik Asia. Dampaknya, dolar Singapura pun terpukul oleh perkasanya rupiah hari ini.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular