
Sempat Merah Sendiri di Asia, IHSG Sesi II Berpeluang Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I Senin (27/4/2020) turun tipis 0,13% ke level 4.490. Tekanan jual investor asing membuat bursa saham domestik berakhir di zona merah pada sesi I, saat bursa saham Asia mayoritas hijau.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 2,6 triliun dengan jual bersih (net sell) asing sebesar Rp 349,84 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Saham yang paling banyak dilelang asing yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 79,5 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell Rp 74,9 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 62,8 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) dilepas asing Rp 38,5 miliar, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWOM) senilai Rp 12,1 miliar.
Apa hal yang menyebabkan IHSG tertekan di tengah menghijaunya bursa saham Asia?
Koreksi IHSG juga merespon sentimen negatif dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang merosot di awal pekan ini seiring dengan anjloknya harga minyak mentah dunia. Keterpurukan harga CPO selaras dengan jatuhnya harga minyak mentah, khususnya West Texas Intermediate (WTI) yang turun drastis hingga 8,26%.
Kemudian, harga CPO juga tengah terpuruk dari sisi permintaan. Harga batu bara pun demikian, dalam sepekan juga mencatatkan penurunan yang lumayan dalam. Semua ini akibat pandemi COVID-19. Pandemi ini telah merusak semua elemen, termasuk pasar energi.
Pada perdagangan sesi II, IHSG diperkirakan akan merangkak naik tipis mengikuti mayoritas pergerakan bursa saham dunia lainnya. Secara teknikal, IHSG telah mencicipi area support di 4.447 kemudian rebound hingga ditutup 4.490 pada sesi I.
![]() |
(ald/ald) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000