Kurs NDF Beri Sinyal Rupiah akan Menguat Lagi Sore Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 April 2020 13:03
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (7/4/2020). Bahkan diantara mata uang utama Asia, rupiah menjadi satu-satunya yang melemah.

Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung melemah 0,36% di Rp 15.405/US$. Depresisasi rupiah semakin membengkak hingga 0,52% Rp 15.430/US$. Rupiah berhasil menipiskan pelemahan dan berada di level Rp 15.410/US$ pada pukul 12:00 WIB.

Dalam beberapa hari terakhir, rupiah selalu melemah, bahkan cukup tajam di sepanjang perdagangan. Tetapi di menit-menit akhir jelang penutupan rupiah berhasil memangkas pelemahan hingga akhirnya stagnan bahkan menguat.

Melihat semua mata uang utama Asia menguat hari ini, menjadi menjadi indikasi pelemahan rupiah akibat koreksi setelah menguat cukup tajam di bulan ini. Sepanjang bulan April hingga Jumat (24/4/2020), rupiah membukukan penguatan menguat 5,83%, dan berhasil mencetak hat-trick alias penguatan tiga pekan beruntun melawan dolar AS.

Tanda-tanda rupiah berpeluang menguat di akhir perdagangan nanti terlihat di kurs non-deliverable forward (NDF) yang menguat siang ini dibandingkan pagi tadi.



NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

PeriodeKurs NDF Pukul 8:45 WIBKurs NDF Pukul 11:52 WIB
1 PekanRp15.631Rp15.560
1 BulanRp15.726Rp15.683
2 BulanRp15.891Rp15.825
3 BulanRp15.966Rp15.960
6 BulanRp16.301Rp16.275
9 BulanRp16.556Rp16.505
1 TahunRp16.746Rp16.725
2 TahunRp17.515,70Rp17.599,5


Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Siang ini, kurs rupiah di pasar NDF terus menunjukkan penguatan. Itu artinya investor asing melihat ke depannya rupiah akan kembali menguat.

Sentimen positif sebenarnya datang dari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang hari ini mengumumkan akan melakukan program pembelian aset (quantitative easing/QE) dengan nilai tak terbatas guna meredam dampak penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) ke perekonomian.

Kebijakan tersebut sama dengan bank sentral AS (The Fed) yang juga melakukan QE dengan nilai tanpa batas. Sentimen pelaku pasar pun menjadi terangkat, yang tercermin dari menguatnya mayoritas bursa saham utama Asia.

[Gambas:Video CNBC]



Selain itu sentimen positif juga datang dari rencana pelonggaran lockdown di negara-negara Barat. Italia, Spanyol, Jerman, Belanda, sudah mengumumkan waktu pelonggaran lockdown di awal Mei, kemudian Inggris juga akan menyusul. 

AS tidak mau ketinggalan, Gubernur New York, Andrew Cuomo, pada hari Minggu kemarin mengatakan New York akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun dalam 14 hari terakhir.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump pada Jumat waktu setempat menandatangi paket stimulus baru senilai US$ 484 miliar. Sebesar US$ 370 miliar dari paket tersebut akan diberikan kepada UMKM, kemudian US$ 75 miliar untuk membantu rumah sakit yang berjuang melawan pandemi, dan US$ 25 miliar untuk memperluas tes COVID-19. 

Paket stimulus fiskal tersebut menjadi yang ke-empat digelontorkan pemerintah AS, termasuk yang stimulus jumbo US$ 2 triliun yang digelontorkan sebelumnya. Total stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah AS nyaris US$ 3 triliun. 

Pasar Asia dan pasar keuangan dalam negeri belum sempat merespon stimulus baru tersebut, sehingga baru akan direspon di awal pekan ini. 



Presiden Trump juga memberikan kabar bagus lainnya, kali ini khusus untuk Indonesia. Presiden Trump dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat untuk meningkatkan kerja sama untuk penanganan wabah COVID-19. 

Adapun kesepakatan ini dilakukan saat Jokowi melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Trump Jumat, 24 April 2020 pukul 20.00 WIB dari Istana Kepresidenan Bogor.

Dalam keterangan Biro Pers, Sabtu (25/4/2020) isi pembicaraan tersebut, kedua kepala negara bertukar pikiran mengenai penanganan Covid-19. Salah satunya mengatasi kekurangan alat kesehatan dan alat perlindungan bagi tenaga medis, seperti ventilator, APD dan masker, sebagaimana dialami oleh semua negara.

Mengenai ventilator, Trump menjelaskan mengenai upaya pembuatan ventilator di negaranya dan menyampaikan akan mengirim ke Indonesia apabila sudah siap. Kerjasama ini akan ditindaklanjuti oleh tim masing-masing negara.

Banyaknya sentimen positif dari eksternal, serta penguatan kurs NDF, rupiah berpeluang memiliki peluang kembali menguat di akhir perdagangan nanti. 


TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular