
Timur Tengah Panas, Virus Corona Buas, Rupiah Lemas
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 April 2020 09:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Faktor domestik dan eksternal menjadi beban bagi gerak mata uang Tanah Air.
Pada Jumat (24/4/2020), US$ 1 dihargai Rp 15.405 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,36% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah berhasil menguat 0,32% setelah hampir seharian terbenam di zona merah. Ini membuat penguatan rupiah sepanjang April sudah mencapai 5,83%. Luar biasa...
Akan tetapi, penguatan yang sudah sangat tajam ini sebenarnya membuat rupiah rentan mengalami koreksi teknikal. Pasti akan tiba saatnya investor merasa keuntungan yang didapat dari rupiah sudah lumayan tinggi, sehingga memutuskan untuk merealisasikannya.
Ketika ini terjadi, rupiah tentu akan melemah karena terkena tekanan jual. Sepertinya itu yang terjadi hari ini.
Sementara dari sisi eksternal, investor kini mencemaskan kondisi geopolitik di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump lagi-lagi melancarkan provokasi kepada musuh bebuyutannya, Iran.
"Saya telah menginstruksikan kepada Angkatan Laut AS untuk menenggelamkan dan menghancurkan semua kapal perang Iran jika mereka mengganggu kapal kami di laut," cuit Trump di Twitter.
Iran pun balik mengancam. Teheran menegaskan jika ada kapal AS yang macam-macam di Timur Tengah, maka akan dihancurkan.
"Saya sudah menginstruksikan kepada Angkatan Laut untuk menghancurkan seluruh pasukan teroris AS di Teluk Persia yang mengancam keamanan Iran. Keamanan di Teluk Persia adalah prioritas strategis Iran," tegas Mayor Jenderal Hossein Salami, seperti dikutip dari Reuters.
Meningkatnya tensi di Timur Tengah menambah beban pikiran investor yang sudah berat gara-gara pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19). Dampak ekonomi dari virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini semakin lama semakin parah.
Pada pekan yang berakhir 18 April, Kementerian Ketenagakerjaan AS mencatat jumlah klaim tunjangan pengangguran adalah 4,43 juta. Turun dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 5,24 juta.
Namun, itu tidak menghapus fakta bahwa sejak pertengahan Maret jumlah klaim tunjagan pengangguran di Negeri Paman Sam sudah mencapai 26,5 juta. Virus corona yang memaksa pemerintah menerapkan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown) menyebabkan dunia usaha terpukul sehingga terjadilah tsunami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Dalam kondisi saat ini, hanya keajaiban yang bisa menghindarkan AS dari Great Depression Jilid II. Ekonomi seakan menggali lubang kuburnya sendiri, dan lubang itu semakin dalam sehingga akan sulit untuk keluar lagi," tutur Chris Rupkey, Chief Economist MUFG yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Ditekan luar-dalam, rupiah menjadi sulit menguat. Jadi tidak heran kalau rupiah sepertinya bakal betah di zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Jumat (24/4/2020), US$ 1 dihargai Rp 15.405 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,36% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah berhasil menguat 0,32% setelah hampir seharian terbenam di zona merah. Ini membuat penguatan rupiah sepanjang April sudah mencapai 5,83%. Luar biasa...
Akan tetapi, penguatan yang sudah sangat tajam ini sebenarnya membuat rupiah rentan mengalami koreksi teknikal. Pasti akan tiba saatnya investor merasa keuntungan yang didapat dari rupiah sudah lumayan tinggi, sehingga memutuskan untuk merealisasikannya.
Ketika ini terjadi, rupiah tentu akan melemah karena terkena tekanan jual. Sepertinya itu yang terjadi hari ini.
Sementara dari sisi eksternal, investor kini mencemaskan kondisi geopolitik di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump lagi-lagi melancarkan provokasi kepada musuh bebuyutannya, Iran.
"Saya telah menginstruksikan kepada Angkatan Laut AS untuk menenggelamkan dan menghancurkan semua kapal perang Iran jika mereka mengganggu kapal kami di laut," cuit Trump di Twitter.
Iran pun balik mengancam. Teheran menegaskan jika ada kapal AS yang macam-macam di Timur Tengah, maka akan dihancurkan.
"Saya sudah menginstruksikan kepada Angkatan Laut untuk menghancurkan seluruh pasukan teroris AS di Teluk Persia yang mengancam keamanan Iran. Keamanan di Teluk Persia adalah prioritas strategis Iran," tegas Mayor Jenderal Hossein Salami, seperti dikutip dari Reuters.
Meningkatnya tensi di Timur Tengah menambah beban pikiran investor yang sudah berat gara-gara pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19). Dampak ekonomi dari virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini semakin lama semakin parah.
Pada pekan yang berakhir 18 April, Kementerian Ketenagakerjaan AS mencatat jumlah klaim tunjangan pengangguran adalah 4,43 juta. Turun dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 5,24 juta.
Namun, itu tidak menghapus fakta bahwa sejak pertengahan Maret jumlah klaim tunjagan pengangguran di Negeri Paman Sam sudah mencapai 26,5 juta. Virus corona yang memaksa pemerintah menerapkan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown) menyebabkan dunia usaha terpukul sehingga terjadilah tsunami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Dalam kondisi saat ini, hanya keajaiban yang bisa menghindarkan AS dari Great Depression Jilid II. Ekonomi seakan menggali lubang kuburnya sendiri, dan lubang itu semakin dalam sehingga akan sulit untuk keluar lagi," tutur Chris Rupkey, Chief Economist MUFG yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Ditekan luar-dalam, rupiah menjadi sulit menguat. Jadi tidak heran kalau rupiah sepertinya bakal betah di zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular