
Analisis Teknikal
Rupiah 'Sakti', Siap Cetak Hat-trick di Ramadan Pertama?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 April 2020 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mencatat come back impresif pada perdagangan Kamis (23/4/2020) kemarin, sempat anjlok 0,88%, tetapi di menit-menit akhir perdagangan berhasil membalikkan keadaan hingga membukukan penguatan 0,32% di Rp 15.350/US$.
Semakin terlihat "sakti" mengingat pada pertengahan perdagangan rupiah menjadi mata dengan kinerja terburuk di Asia, tetapi di akhir justru menjadi juara ketiga.
Dengan kinerja kemarin, total sepanjang bulan April rupiah sudah membukukan penguatan 5,83%. Selain itu, rupiah juga sudah membukukan penguatan dua pekan beruntun, jika hari ini mampu kembali menguat maka rupiah akan mencetak hat-trick atau penguatan tiga pekan beruntun.
Bahkan walaupun berakhir melemah, rupiah masih bisa mencetak hat-trick selama pelemahannya tidak lebih dari 0,29%.
Membaiknya sentimen pelaku pasar setelah harga minyak mentah kembali menguat menjadi penopang pergerakan rupiah. Saat sentimen pelaku pasar membaik, rupiah akan menjadi "mengerikan" bagi dolar AS.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan kemarin menguat nyaris 20% dan berada di kisaran US$ 16/barel. Minyak WTI di awal pekan ini menghebohkan jagat finansial dimana hargannya sempat minus US$ 40/barel.
Kemudian minyak jenis Brent naik 4,7% di level US$ 21,33/barel. Pergerakan harga minyak mentah akan menjadi salah satu perhatian pelaku pasar hari ini, yang akan mempengaruhi sentimen.
Selain itu, efek optimisme yang ditebar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo masih terasa. Perry saat memaparkan Perkembangan Ekonomi Terkini melalui video conference Rabu (22/4/2020) menebar optimisme di pasar finansial dengan mengatakan puncak kepanikan global akibat pandemi Covid-19 sudah berlalu, puncaknya di pekan kedua Maret.
Perry juga mengatakan dana asing yang masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 4,37 triliun.
"Kami pantau, data-data yang transaksi harian, dari non residence atas investasi portofolio SBN, saham dari 13-20 April lalu. Dari pemantauan kami terjadi inflow asing dari non residence terhadap SBN. Data kami menunjukkan, 13-20 April inflow Rp 4,37 triliun," ujar Perry, secara virtual, di Jakarta, Rabu (22/04/2020).
Pergerakan rupiah memang sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa. Sebabnya, pos pendapatan devisa lain yakni transaksi berjalan (current account), belum bisa diandalkan.
Sejak tahun 2011 transaksi berjalan RI sudah mengalami defisit (current account deficit/CAD). Praktis pasokan valas hanya dari hot money, yang mudah masuk-keluar. Ketika terjadi capital outflow yang besar maka tekanan bagi rupiah akan semakin kuat.
Secara teknikal, rupiah (yang disimbolkan USD/IDR) kemarin nyaris mencapai target penguatan Rp 15.340/US$. Level tersebut merupakan level terkuat rupiah di bulan ini dan bisa menjadi kunci pergerakan.
Melihat grafik harian, stochastic masih berada di wilayah jenuh jual (oversold). Dengan demikian ruang penguatan rupiah untuk hari ini akan terbatas, dan risiko terkoreksi alias melemah juga masih cukup besar.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah level 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.
Selama tertahan di atas Rp 15.340/US$, rupiah berisiko melemah kembali ke Rp 15.400/US$. Penembusan di atas level tersebut akan membawa rupiah melemah menuju Rp 15.500-15.550/US$.
Namun jika mampu menembus dan bertahan di bawah US$ 15.340/US$, rupiah berpeluang menguat menuju support (tahanan bawah) mingguan Rp 15.200/US$.
Pergerakan rupiah di hari Senin dan Selasa yang kembali membentuk pola Shooting Star, membuat peluang penguatan rupiah tetap terjaga. Rupiah di hari Selasa jika dilihat dengan grafik candle stick, badan (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas.
Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.
Dalam satu bulan terakhir, Shooting Star sudah muncul beberapa kali dan sukses membawa rupiah menguat. Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Semakin terlihat "sakti" mengingat pada pertengahan perdagangan rupiah menjadi mata dengan kinerja terburuk di Asia, tetapi di akhir justru menjadi juara ketiga.
Dengan kinerja kemarin, total sepanjang bulan April rupiah sudah membukukan penguatan 5,83%. Selain itu, rupiah juga sudah membukukan penguatan dua pekan beruntun, jika hari ini mampu kembali menguat maka rupiah akan mencetak hat-trick atau penguatan tiga pekan beruntun.
Membaiknya sentimen pelaku pasar setelah harga minyak mentah kembali menguat menjadi penopang pergerakan rupiah. Saat sentimen pelaku pasar membaik, rupiah akan menjadi "mengerikan" bagi dolar AS.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan kemarin menguat nyaris 20% dan berada di kisaran US$ 16/barel. Minyak WTI di awal pekan ini menghebohkan jagat finansial dimana hargannya sempat minus US$ 40/barel.
Kemudian minyak jenis Brent naik 4,7% di level US$ 21,33/barel. Pergerakan harga minyak mentah akan menjadi salah satu perhatian pelaku pasar hari ini, yang akan mempengaruhi sentimen.
Selain itu, efek optimisme yang ditebar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo masih terasa. Perry saat memaparkan Perkembangan Ekonomi Terkini melalui video conference Rabu (22/4/2020) menebar optimisme di pasar finansial dengan mengatakan puncak kepanikan global akibat pandemi Covid-19 sudah berlalu, puncaknya di pekan kedua Maret.
Perry juga mengatakan dana asing yang masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 4,37 triliun.
"Kami pantau, data-data yang transaksi harian, dari non residence atas investasi portofolio SBN, saham dari 13-20 April lalu. Dari pemantauan kami terjadi inflow asing dari non residence terhadap SBN. Data kami menunjukkan, 13-20 April inflow Rp 4,37 triliun," ujar Perry, secara virtual, di Jakarta, Rabu (22/04/2020).
Pergerakan rupiah memang sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa. Sebabnya, pos pendapatan devisa lain yakni transaksi berjalan (current account), belum bisa diandalkan.
Sejak tahun 2011 transaksi berjalan RI sudah mengalami defisit (current account deficit/CAD). Praktis pasokan valas hanya dari hot money, yang mudah masuk-keluar. Ketika terjadi capital outflow yang besar maka tekanan bagi rupiah akan semakin kuat.
Secara teknikal, rupiah (yang disimbolkan USD/IDR) kemarin nyaris mencapai target penguatan Rp 15.340/US$. Level tersebut merupakan level terkuat rupiah di bulan ini dan bisa menjadi kunci pergerakan.
Melihat grafik harian, stochastic masih berada di wilayah jenuh jual (oversold). Dengan demikian ruang penguatan rupiah untuk hari ini akan terbatas, dan risiko terkoreksi alias melemah juga masih cukup besar.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah level 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.
![]() Foto: Refinitiv |
Selama tertahan di atas Rp 15.340/US$, rupiah berisiko melemah kembali ke Rp 15.400/US$. Penembusan di atas level tersebut akan membawa rupiah melemah menuju Rp 15.500-15.550/US$.
Namun jika mampu menembus dan bertahan di bawah US$ 15.340/US$, rupiah berpeluang menguat menuju support (tahanan bawah) mingguan Rp 15.200/US$.
Pergerakan rupiah di hari Senin dan Selasa yang kembali membentuk pola Shooting Star, membuat peluang penguatan rupiah tetap terjaga. Rupiah di hari Selasa jika dilihat dengan grafik candle stick, badan (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas.
Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.
Dalam satu bulan terakhir, Shooting Star sudah muncul beberapa kali dan sukses membawa rupiah menguat. Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular