
Gelombang Dana Asing Masuk Obligasi RI Bakal Berlanjut
Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 April 2020 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Surat Berharga Negara (SBN) sudah kembali dibanjiri oleh investor asing. Pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai dana asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 4,37 triliun melalui pasar SBN.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan kembalinya capital inflow ke pasar surat utang negara ini masih akan berlangsung hingga bulan depan, setelah sejak Februari 2020 asing terus melego surat utang ini.
"Most likely April ini agak netral, mungkin nanti masuk di Mei possibility akan masuk lagi karena Mei biasanya cenderung koreksi," kata Made kepada CNBC Indonesia, Kamis (23/4/2020).
Dia menjelaskan, beberapa sentimen yang akan menarik investor untuk masuk ke pasar obligasi negara ini adalah rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal pertama tahun ini. Menurut jadwal pertumbuhan ekonomi ini akan diumumkan pada awal Mei 2020.
Made menyebutkan, investor menantikan realisasi pertumbuhan perekonomian yang diperkirakan akan melambat dibanding dengan periode sebelumnya.
Perkiraan pertumbuhan yang akan melambat akan berdampak pada koreksi harga obligasi yang akan mengangkat yield obligasi.
Selain itu, menurut Made saat ini tingkat imbal hasil (yield) obligasi Indonesia masih lebih atraktif ketimbang dengan di regional. Saat ini yield obligasi dalam negeri berada di level 7,8%.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan, nilai dana asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 4,37 triliun. Dana asing tersebut masuk ke pasar surat berharga negara (SBN).
"Kami pantau, data-data yang transaksi harian, dari non residence atas investasi portofolio SBN, saham dari 13-20 April lalu. Dari pemantauan kami terjadi inflow asing dari non residence terhadap SBN. Data kami menunjukkan, 13-20 April inflow Rp 4,37 triliun," ujar Perry, saat menyampaikan perkembangan ekonomi terkini secara virtual, di Jakarta, Rabu (22/04/2020).
Perry menjelaskan, asing tampaknya melihat keuntungan yang lebih besar berinvestasi di surat utang pemerintah Indonesia. Berdasarkan perhitungan riil yield, yield setelah dikurangi ekspektasi inflasi sebesar 4,6%.
"Lebih tinggi dibanding Mexico, India, dan negara-negara Asia lainnya. Yield menarik," kata Perry.
Adapun saat ini hingga 22 April 2020 outstanding kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 922,04 triliun atau setara dengan 32,14% dari total obligasi negara yang beredar saat ini. Jumlah ini turun dari posisi akhir Maret 2020 yang mencapai Rp 926 triliun.
(hps/hps) Next Article 3 Bulan, Dana Asing Rp 134,9 T Kabur dari Obligasi RI
Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan kembalinya capital inflow ke pasar surat utang negara ini masih akan berlangsung hingga bulan depan, setelah sejak Februari 2020 asing terus melego surat utang ini.
"Most likely April ini agak netral, mungkin nanti masuk di Mei possibility akan masuk lagi karena Mei biasanya cenderung koreksi," kata Made kepada CNBC Indonesia, Kamis (23/4/2020).
Made menyebutkan, investor menantikan realisasi pertumbuhan perekonomian yang diperkirakan akan melambat dibanding dengan periode sebelumnya.
Perkiraan pertumbuhan yang akan melambat akan berdampak pada koreksi harga obligasi yang akan mengangkat yield obligasi.
Selain itu, menurut Made saat ini tingkat imbal hasil (yield) obligasi Indonesia masih lebih atraktif ketimbang dengan di regional. Saat ini yield obligasi dalam negeri berada di level 7,8%.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan, nilai dana asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 4,37 triliun. Dana asing tersebut masuk ke pasar surat berharga negara (SBN).
"Kami pantau, data-data yang transaksi harian, dari non residence atas investasi portofolio SBN, saham dari 13-20 April lalu. Dari pemantauan kami terjadi inflow asing dari non residence terhadap SBN. Data kami menunjukkan, 13-20 April inflow Rp 4,37 triliun," ujar Perry, saat menyampaikan perkembangan ekonomi terkini secara virtual, di Jakarta, Rabu (22/04/2020).
Perry menjelaskan, asing tampaknya melihat keuntungan yang lebih besar berinvestasi di surat utang pemerintah Indonesia. Berdasarkan perhitungan riil yield, yield setelah dikurangi ekspektasi inflasi sebesar 4,6%.
"Lebih tinggi dibanding Mexico, India, dan negara-negara Asia lainnya. Yield menarik," kata Perry.
Adapun saat ini hingga 22 April 2020 outstanding kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 922,04 triliun atau setara dengan 32,14% dari total obligasi negara yang beredar saat ini. Jumlah ini turun dari posisi akhir Maret 2020 yang mencapai Rp 926 triliun.
(hps/hps) Next Article 3 Bulan, Dana Asing Rp 134,9 T Kabur dari Obligasi RI
Most Popular