
Retorika Trump atas Iran Dongkrak WTI, Dow Jones Dibuka Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melesat di pembukaan perdagangan Rabu (22/4/2020), menyusul pembalikan (rebound) harga minyak mentah d tengah retorika militer yang dilontarkan Presiden AS DonaldĀ Trump terhadap Iran di Selat Hormuz.
Penguatan Wall Street terjadi setelah gonjang-ganjing harga minyak di bursa berjangka mereda. Koreksi kontrak futures minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Juni berakhir, dan harga kontrak tersebut kin berbalik naik 12,3% menjadi US$ 12,99 per barel.
Indeks Dow Jones Industrial Average loncat 440 poin (+1,9%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan relatif bertahan 10 menit kemudian sebesar 412,98 poin (+1,79%) ke 23.431,86. Indeks Nasdaq menguat 166,19 poin (+2,01%) ke 8.429,42 dan S&P 500 tumbuh 49,88 poin (+1,82%) ke 2.786,44.
Kenaikan harga minyak itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengirim cuitan di Tweeter, memerintahkan Angkatan Laut (AL) untuk "menembak dan menghancurkan berapapun dan semua kapal bersenjata Iran" jika mereka mempermalukan kapal Negara Adidaya tersebut di Teluk Persia.
"Kisah jangka pendek di pasar masih terkat dengan minyak. Namun, kali ini lebih besar dari itu," tuls Gregory Faranello, Kepala Transaksi AmeriVet Securities dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.
Investor juga memantau rilis kinerja keuangan emiten AS per Maret, di mana dampak wabah COVID-19 sudah tercermin di dalamnya. Harga saham IBM anjlok 3% setelah pendapatannya turun. Saham Coca-Cola drop 2,5% setelah volume penjualannya secara global dilaporkan merosot 25%.
Sebaliknya, saham Netflix menguat, setelah perseroan melaporkan lonjakan pengakses menjadi 15,8 juta orang, nyaris dua kali lipat dari target internal 8,2 juta. Sepanjang tahun berjalan, saham Netflix telah melesat 35%, karena investor yakin penjualan perseroan naik berkat kebijakan pembatasan sosial dan karantina wilayah (lockdown).
Dari ranah politik, anggota Senat dari Partai Republik dan Partai Demokrat pada Selasa memuluskan paket stimulus senilai US$ 484 miliar yang ditujukan pada sektor usaha kecil, rumah sakit, dan fasilitas pengetesan. DPR AS bakal mengesahkannya secepatnya pada Kamis.
"Pekan ini investor menyadari bahwa meski krisis bisa segera membaik, dampak negatif dari ekonom yang dihentikan kian membesar dalam laju yang mengkhawatirkan. Tanpa permintaan untuk beberapa bulan, harga energi pun minus karena membengkaknya suplai minyak yang berlebih," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi t the Leuthold Group kepada CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi