Saat Sentimen Pelaku Pasar Bagus, Rupiah Pasti "Mengerikan"

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 April 2020 12:43
rupiah
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (17/4/2020) akibat membaiknya sentimen pelaku pasar setelah mendapat kabar menyebutkan adanya obat yang efektif mengobati penyakit virus corona (COVID-19) di AS.

Nilai tukar rupiah langsung melesat 0,77% ke Rp 15.480/US$ begitu perdagangan hari ini dibuka. Penguatan semakin tebal hingga 1,63% di Rp 15.345/US$, meski harus terpangkas menjadi 1,28% di Rp 15.400/US$ pada pukul 12:00 WIB.

Penguatan hari ini memperpanjang kinerja impresif rupiah sejak pekan lalu. Ketika sentimen pelaku pasar membaik, rupiah akan menjadi "mengerikan" bagi dolar AS. Mulai awal pekan lalu hingga Kamis kemarin, total rupiah mencatat penguatan nyaris 5%.

Kabar bagus datang dari Amerika Serikat sejak dini hari tadi. harapan akan segera berakhirnya pandemi Covid-19 kembali muncul setelah adanya kabar Gilead Science Inc, raksasa farmasi di AS, memiliki obat yang efektif melawan virus corona.



CNBC International mengutip media STAT melaporkan rumah sakit di Chicago merawat pasien COVID-19 yang parah dengan obat antivirus remdesivir yang dalam uji coba klinis dan diawasi ketat. Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.

Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, terlihat dari indeks berjangka Wall Street yang langsung melesat lebih dari 3% pagi ini. Penguatan indeks berjangka menjadi indikasi jika bursa saham AS akan melesat saat perdagangan dibuka nanti.

Bursa saham Asia pun menghijau hingga pertengahan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan menguat nyaris 3% di sesi I.



Selain kabar adanya obat yang efektif melawan virus corona, laju penyebaran Covid-19 di AS juga sudah mulai melambat. Data US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) menyebutkan jumlah pasien corona di Negeri Paman Sam adalah 632.548. Bertambah 4,49% dibandingkan hari sebelumnya.

Kenaikan 4,49% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan hari sebelumnya yang sebesar 4,56%. Sejak 8 April, persentase kenaikan kasus corona di AS bertahan di kisaran satu digit dengan kecenderungan menurun.

Oleh karena itu, Presiden AS Donald Trump mulai berpikir untuk melonggarkan aturan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown) yang diberlakukan di banyak negara bagian. Pelonggaran itu akan dilakukan secara bertahap.

"Kami tidak membuka begitu saja, tetapi selangkah demi selangkah. Lockdown yang terlalu lama ditambah dengan depresi ekonomi yang menyertainya malah membuat masalah bagi kesehatan masyarakat. Akan lebih banyak kasus penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, kecenderungan bunuh diri, atau penyakit jantung," tegas Trump, sebagaimana diberitakan Reuters.

Kabar bagus tersebut membuat pelaku pasar ceria, dan rupiah kembali perkasa.

Sementara itu, China yang melaporkan perekonomiannya mengalami kontraksi dalam di kuartal I-2020, membuat penguatan rupiah terkoreksi. Pemerintah China melaporkan produk domestic bruto (PDB) di kuartal I-2020 minus 6,8% alias berkontraksi sangat dalam. Laporan kontraksi tersebut juga lebih dalam dari hasil survei Reuters yang memprediksi minus 6,5%.

Meski demikian, kabar dari Negeri Adikuasa lebih mendominasi sentimen pelaku pasar pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular