Dow Jones Melemah 240 Poin di Sesi Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 April 2020 21:33
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka terpelanting ke zona merah pada perdagangan Kamis (16/4/2020), menyusul rilis data pengangguran Negeri Adidaya tersebut yang memburuk.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 240 poin (-1%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB). Pada Rabu kemarin, Dow Jones anjlok 445,41 poin, atau 1,9%, menjadi 23.504,35. Di sisi lain, indeks S&P 500 tergelincir 2,2% ke 2.783,36 sedangkan indeks Nasdaq melemah 1,4% menjadi 8.393,18.

Koreksi tersebut terjadi setelah muncul kabar buruk penjualan ritel dan laporan manufaktur. Penjualan ritel Maret anjlok 8,7% menjadi koreksi bulanan terbesar sepanjang sejarah pencatatan data tersebut yakni pada tahun 1992.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang pekan lalu jumlah klaim pengangguran AS bertambah sebanyak 5,245 juta. Rilis tersebut lebih tinggi dari hasil survei Dow Jones yang memprediksi 5 juta klaim.

Pada pekan sebelumnya, angka pengangguran baru mencapai 6,61 juta. Jika ditotal, angka pengangguran baru dalam tiga pekan terakhir mencapai 22 juta orang, atau setara dengan 12% dari angkatan kerja di Negara Adidaya tersebut.

Namun, sebagian investor memandang situasi terkini memberi harapan penyebaran COVID-19 semakin mereda. Kepala Perencana Derivatif dan Kuantitatif JPMorgan Marko Kolanovic menilai perbaikan data layanan kesehatan bisa memicu penghentian lockdown lebih cepat.

"Masih akan terbatas: tepatnya langkah kecil. Namun itu memberitahu kita bahwa jelang musim panas, kita kemungkinan pulih secara lebih substansial. Dan beberapa waktu tahun depan-mungkin semester kedua tahun depan-ekonomi mencapai level tinggi," ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham sektor energi masih tertekan setelah harga minyak mentah anjlok ke level terendah dalam 18 tahun. Harga kontrak berjangka minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 1,19% ke US$ 19,87 per barel, atau level terendah sejak 7 Februari 2002.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular