
Wall Street Terpelanting Hingga 530 Poin di Pembukaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka terpelanting pada perdagangan Rabu (15/4/2020) menyusul lemahnya kinerja emiten kelas kakap per kuartal II-2020 dan buruknya penjualan ritel serta manufaktur AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 530 poin (-2,2%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit kemudian agak mereda menjadi 480,8 poin (-2,01%) ke 23.468,96. Indeks Nasdaq melemah 150,25 poin (-1,76%) ke 8.365,49 dan S&P 500 tertekan 59,12 poin (-2,08%) ke 2.786,94.
Departemen Perdagangan AS menyebutkan penjualan ritel Maret anjlok 8,7%, menjadi koreksi bulanan terbesar sejak data tersebut disusun pada tahun 1992. Lonjakan permintaan hanya terjadi di barang grosir, farmasi, dan bahan pokok. Di luar itu, semua anjlok akibat lockdown.
Indeks manufaktur Empire State mencapai -78,2, atau terparah kedua sejak Resesi Akbar yang saat itu berada di level -34,3.
"Ini menunjukkan resesi bakal sangat parah karena ini baru awalnya... masyarakat tak belanja," tutur Peter Cardillo, Ekonom Kepala Spartan Capital Securities, sebagaimana dikutip CNBC International.
Emiten kakap pertama yang merilis kinerja mengecewakan adalah Bank of America yang laba bersihnya anjlok hingga 45% dan biaya pencadangan atau provisinya menggelembung sebesar US$ 3,6 miliar akibat pecahnya pandemi.
Laba bersih Goldman Sachs dan Citigroup sama-sama anjlok 46% masing-masing karena seretnya bisnis pengelolaan aset dan kenaikan pencadangan kredit bermasalah.
Di sisi lain, harga minyak mentah ambruk ke level terendah dalam 18 tahun akibat kekhawatiran lemahnya ekonomi dunia memicu anjloknya permintaan energi utama dunia ini. Harga kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate anjlok 2% ke US$ 19,7 per barel.
Pada penutupan Selasa, Dow Jones melonjak hingga 560 poin. Kenaikan tersebut dipicu perkiraan bahwa kekhawatiran seputar ambruknya ekonomi dunia cenderung berlebihan ketika beberapa pemerintahan mulai mewacanakan pelonggaran pembatasan sosial (lockdown).
Presiden AS Donald Trump kemarin mengatakan beberapa negara bisa mencabut kebijakan social distancing, secepatnya pada akhir April. Gubernur New York Andrew Cuomo juga sempat menyatakan optimisme bahwa kematian akibat virus berbahaya tersebut mulai melandai.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Rilis Kinerja Keuangan Membaik, Wall Street Dibuka Hijau!