Analisis Teknikal

Sentimen Campur Aduk, Sesi II Gerak IHSG Terbatas

Haryanto, CNBC Indonesia
09 April 2020 12:49
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan sesi I Kamis (9/4/2020) terkoreksi 0,05% ke 4.624,29 karena volatilitas yang tinggi terkait pandemi virus corona
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Kamis (9/4/2020) terkoreksi 0,05% ke level 4.624,29 karena volatilitas yang tinggi terkait pandemi virus corona masih menghantui bursa saham domestik.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 3,26 triliun dengan jual bersih (net sell) asing sebesar Rp 117,17 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham yang menjadi pendorong koreksi IHSG di antaranya saham PT PP Properti Tbk (PTPP) (-6,90%), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) (-6,61%), PT PP (Persero) Tbk (PTPP) (-6,58%), sedangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) (-6,56%) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) (-6,44%).

Penurunan IHSG juga karena investor asing masih terlihat menjaga jarak dari bursa saham tanah air. Hal ini terlihat dari posisi jual bersih (net sell) asing yang mencapai Rp 117,17 miliar di seluruh pasar.



Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih melanjutkan koreksi karena sentimen wabah virus corona belum juga selesai, kendati bursa saham AS, Wall Street melonjak. Secara teknikal terjadi titik jenuh beli (overbought).

Simak! Analisis teknikal di bawah ini.

 

Foto: Revinitif

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), yang mulai menyempit memberikan kecenderungan pergerakan untuk terbatas (sideway) cenderung rebound, karena sudah menyentuh level support.

Mencoba melewati level resistance di 4.675 dan berlanjut ke area 4.780. Sementara support berada di 4.565 hingga area 4.460.

Sementara indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli atau jual terlihat menurun, mencoba bergerak ke atas dari garis CCI. Indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang sudah saling berpotongan di atas area jenuh beli (overbought) menandakan penurunan (bearish) atau koreksi.

Secara keseluruhan, dari fundamental yang cukup beragam antara pandemi virus corona dan lonjakan bursa saham Wall Street, dikombinasikan dengan teknikal yang mencoba menembus area resistance. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi sedikit tertekan sebelum rebound.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.



[Gambas:Video CNBC]



 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular