Fluktuasi Masih Tinggi, Dow Jones Dibuka Melemah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
31 March 2020 20:42
Bursa AS langsung tertekan pada pembukaan perdagangan Selasa (31/3/2020) menyusul masih tingginya volatilitas pasar.
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) langsung tertekan pada pembukaan perdagangan Selasa (31/3/2020) menyusul masih tingginya volatilitas pasar, sebagaimana yang sudah terlihat dari pergerakan Dow Futures sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergerus 129 poin (-0.6%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit kemudian relatif tak berubah pada 134 poin (-0,6%) ke 22.193,6. Indeks Nasdaq turun 44,4 poin (-0,6%) ke 7.729,75 dan S&P 500 tertekan 17,7 poin (-0,7%) ke 2.608,8.

Dow Jones kemarin melompat 700 poin dengan didorong saham Johnson & Johnson yang melesat 8% setelah mengumumkan peluang menguji vaksin untuk mengatasi virus corona. Di sisi lain, indeks S&P 500 menguat 3,4%.

"Kami mengantisipasi volatilitas pasar akan masih ada hingga likuiditas, kredit, dan risiko kesehatan telah benar-benar terlewati," tutur Lauren Goodwin, ekonom New York Life Investments sebagaimana dikutip CNBC International.

Harga minyak mentah dunia berbalik menguat (rebound) sebesar 7% pada awal-awal perdagangan, membantu memperkuat sentimen positif di pasar. Sebelumnya, harga minyak berada di level psikologis US$ 20 per barel.

Namun, investor masih dibayangi kecemasan seputar penyebaran virus COVID-19, di mana kasus di AS telah mencapai 153.200, menurut data John Hopkins University. Pelaku pasar kini mencermati indeks keyakinan konsumen yang akan dirilis pada pukul 10:00 waktu setempat, untuk melihat dampak wabah corona terhadap konsumsi masyarakat.

TIM RISET CNBC INDONESIA




(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular