IHSG Naik 2,8%, tapi Kinerja Bulanan Terburuk Sejak 2008

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 March 2020 15:46
Di awal perdagangan, IHSG sempat melesat 3,51% ke 4.569,473,
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Selasa (31/3/2020), mendapat sentimen positif dari penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street, serta kejutan dari China.

Di awal perdagangan, IHSG sempat melesat 3,51% ke 4.569,473, tetapi akhirnya terpangkas dan mengakhiri perdagangan sesi I di 4.489.7 atau menguat 1,7%.

Memasuki perdagangan sesi II, IHSG mampu menambah kembali penguatannya, dan mengakhiri perdagangan di level 4.538,93 atau menguat 2,82%
Berdasarkan data RTI, nilai transaksi di perdagangan hari ini sebesar Rp 7,55 triliun dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 286,94 miliar di pasar reguler dan non-reguler.



Meski menguat cukup tajam, tetapi IHSG mencatat kinerja bulanan terburuk dalam 12 tahun terakhir. Sepanjang bulan Maret, IHSG ambles 16,76%, menjadi yang terburuk sejak Oktober 2008 ketika ambrol lebih dari 31%.

Sepanjang bulan Maret ini, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 5,29 triliun di pasar reguler dan non-reguler.




Pada perdagangan Senin, Wall Street menguat tajam setelah pemerintah AS memberikan proyeksi pemberantasan pandemi virus corona (COVID-19) yang lebih realistis. Presiden AS, Donald Trump menyatakan jika social distancing akan dilakukan di AS hingga 30 April mendatang. Banyak yang melihat kebijakan tersebut mampu meminimalisir dampak negatif COVID-19 ke perekonomian.

Sebelumnya Presiden Trump menyatakan aktivitas bisnis di AS akan kembali normal sebelum Paskah pada 12 April mendatang. Tetapi banyak ahli kesehatan jika social distancing dihentikan sebelum Paskah, pandemi COVID-19 masih akan belum tuntas, dan justru bisa menimbulkan korban lebih banyak dan kerusakan ekonomi lebih parah.

Perpanjangan social distancing tersebut disambut baik pelaku pasar, indeks Dow Jones menguat 3.19%, S&P 500 3,35%, dan Nasdaq memimpin sebesar 3,62%.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street tentunya memberikan angin segar di pasar Asia hari ini, termasuk ke pasar dalam negeri.

Selain itu, yang paling bagus hari ini adalah kejutan dari China. Sektor manufaktur Negeri Tiongkok bangkit lebih cepat dari prediksi. Purchasing managers' index (PMI) manufaktur China di bulan Maret dilaporkan sebesar 52, melesat dibandingkan bulan Februari 35,7, dan jauh di atas prediksi di Forex Factory sebesar 44,9.

Indeks PMI di atas 50 berarti sektor manufaktur sudah kembali berekspansi di bulan ini. Sementara di bawah 50 berarti kontraksi.

Sektor manufaktur yang pulih lebih cepat tentunya membuktikan jika perekonomian akan segara bangkit saat COVID-19 berhasil diatasi.

[Gambas:Video CNBC]




China sudah sukses meredam penyebaran COVID-19, bahkan negeri Tiongkok kini bukan lagi menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak.
Laju penambahan kasus COVID-19 di China sudah jauh melambat, bahkan 0 untuk transmisi local. Kasus infeksi terbaru dilaporkan dari orang-orang yang datang ke China atau kasus impor.

Wuhan sebagai asal COVID-19 hari Sabtu (28/3/2020) lalu sudah tidak dalam kondisi terkarantina atau lockdown lagi. Aktivitas warganya perlahan-lahan kembali normal.

Kebangkitan ekonomi China mengirim sinyal bagus ke pasar Asia, dan membuat IHSG menghijau pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular