Bursa AS Mengawali Pekan dengan Volatilitas Tinggi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
30 March 2020 20:44
Dow Jones Industrial Average dibuka menguat pada perdagangan Senin (30/3/2020) tetapi berfluktuasi tinggi.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menguat pada perdagangan Senin (30/3/2020) tetapi berfluktuasi karena masih dibayangi sentimen negatif pelemahan harga minyak mentah dunia dan kian meluasnya penyebaran wabah covid-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 203,2 poin (+0,94%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), tetapi berbalik minus 52 poin (-0,24%) ke 21.584,78 selang 10 menit menjadi. Indeks Nasdaq naik 58,2 poin (+0,78%) ke 7.560,6 sedangkan S&P 500 bertambah 11,97 poin (+0,5%) ke 2.553,44.

"Bantengnya kembali ke panggung secara epik," tutur Ken Berman, perencana investasi Gorilla Trades. "Meski menguat... ketakpastian seputar panjangnya kebutuhan lockdown dunia, yang menekan ekonomi dunia terus memperberat aset-aset berisiko."

Anjloknya harga minyak mentah dunia hingga 6% berpeluang menjegal reli indeks saham AS menjadi tertahan. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) menyentuh level US$20 per barel.

Di sisi lain sentimen seputar wabah covid-19 belum sepenuhnya membaik karena kasus covid-19 di AS melampaui Italia dan bahkan China. Data Johns Hopkins University menyebutkan kasus COVID-19 di seluruh dunia telah melampaui angka 713.000 dengan angka di AS saja mencapai 136.000. Italia melaporkan 97.000 kasus, sedangkan China 81.000 kasus.

Akibat wabah ini, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan lonjakan klaim tunjangan pengangguran menjadi 3,28 juta pada pekan lalu, padahal periode sebelumnya hanya 695.000 klaim. Pasalnya lockdown diberlakukan dan pembatasan aktivitas bisnis pun mulai terjadi.

Namun Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers pada Minggu kemarin mengatakan bahwa seruan social distancing telah diperpanjang menjadi 30 April, dan memperkirakan kasus kematian akibat virus corona baru ini akan memuncak dua pekan ke depan. Investor menafsirkannya sebagai kesiapan pemerintah mengantisipasi efek jangka panjang covid-19.

Sentimen positif juga dating dari Johnson & Johnson yang mengumumkan bahwa pihaknya mengidentifikasi kandidat vaksin virus corona. Tes terhadap manusia bakal dimulai pada September. Merespons kabar ini, saham emiten farmasi dan perawatan tubuh global itu melesat 4,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular