Jangan Kasi Kendor! IHSG Melesat Nyaris 8% di Sesi I

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 March 2020 11:58
Begitu perdagangan dibuka, IHSG langsung melesat dan tidak pernah menyentuh zona merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melesat lagi di perdagangan sesi I Jumat (27/3/2020) melanjutkan kenaikan impresif kemarin.

Begitu perdagangan dibuka, IHSG langsung melesat dan tidak pernah menyentuh zona merah. Apresiasi bursa kebanggaan Tanah Air terus berlanjut hingga 8,27% menyentuh level tertinggi intraday 4.697,666. Di akhir perdagangan sesi I, penguatan IHSG terpangkas menjadi 7,89% di 4.681,377.

Berdasarkan data RTI nilai transaksi sepanjang sesi I sebesar Rp 6,59 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 38,29 miliar di pasar reguler.

Momentum penguatan IHSG masih sepertinya masih belum habis meski Kamis kemarin sudah meroket 10,19% ke 4.388,904. Persentase tersebut merupakan yang terbesar sejak 8 Juni 1999. Sementara rekor persentase kenaikan terbesar IHSG tercatat pada 2 Februari 1998 ketika melesat 14,03%, berdasarkan data Refinitiv.



Selain itu, pada perdagangan kemarin juga mencatat rekor frekuensi transaksi terbanyak, mengalahkan rekor sebelumnya yang dibukukan pada 12 September 2019.

"Untuk perdagangan saham hari ini, tercatat rekor frekuensi transaksi tertinggi, yaitu sebanyak 879.652 kali. Rekor sebelumnya tercatat sebanyak 655.380 kali pada tanggal 12 Sept 2019 yang lalu," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, Kamis (26/3/2020).

Pemicu penguatan IHSG masih sama, rally bursa saham AS (Wall Street) akibat stimulus fiskal jumbo senilai US$ 2 triliun yang sebentar lagi akan akan dikucurkan.

Stimulus jumbo tersebut kini masih dalam tahap Rancangan Undang-Undang (RUU), dan sudah di-voting di Senat, dan disetujui secara mutlak.

RUU tersebut kini dilemparkan ke House of Representative (DPR) guna di-voting, jika disepakati selanjutnya akan ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan sah menjadi Undang-undang. DPR AS rencananya akan melakukan voting pada hari Jumat waktu setempat.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengatakan, RUU tersebut akan disetujui dan mendapat dukungan penuh dari DPR. Dampaknya sentimen pelaku pasar kembali membaik, dan masuk ke aset-aset berisiko. Indeks Dow Jones mencetak penguatan tiga hari beruntun hingga perdagangan Kamis dengan total persentase penguatan lebih dari lebih dari 20%.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street membuat sentimen di pasar Asia ceria, dan mengangkat kinerja IHSG.

[Gambas:Video CNBC]


Mengiringi melesatnya IHSG, hingga akhir sesi I ada beberapa emiten yang kena atau mendekati auto reject tetapi tetap hepi, alias kena Auto Rejection Atas (ARA) akibat harga sahamnya yang melesat tajam.

Untuk emiten yang harga sahamnya direntang rentang harga Rp 50 sampai dengan Rp 200, batas ARA yakni lebih dari 35%, yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) +34,4, PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) + 33,9% dan PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) +33,33%.

Kemudian untuk emiten yang harga sahamnya lebih dari Rp 200 sampai dengan Rp 5.000, batas ARA lebih dari 25%, yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) +25%, yang kemarin juga terkena ARA. Selanjutnya ada PT Indo Farma Tbk. (INAF) +25%, PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) +25%, PT Phapros Tbk. (PEHA) +24,86%, dan PT Argha Karya Prima Tbk. +24,83%.

Yang terakhir untuk emiten dengan harga saham di atas Rp. 5.000 batas ARA lebih dari 20%, hingga akhir perdagangan sesi I belum ada emiten yang mendekati batas tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Cuan Jumbo! IHSG Melesat Lebih dari 15% dalam 2 Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular