Sempat Merah di Futures, Reli Dow Jones Lanjut di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 March 2020 20:51
Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (26/3/2020) karena investor masih dipenuh eforia stimulus AS.
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (26/3/2020) karena investor masih dipenuhi eforia akan kucuran stimulus senilai US$ 2 triliun, meski angka pengangguran melambung ke rekor tertinggi akibat wabah covid-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 295,51 poin (+1,39%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan relatif tak berubah 15 menit menjadi 300 poin (+1,42%) ke 21.500,56. Indeks Nasdaq melonjak 108,1 poin (+1,46%) ke 7.492,4 sedangkan S&P 500 bertambah 37,13 poin (+1,5%) ke 2.512,69.

Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan klaim tunjangan pengangguran pekan lalu melesat menjadi 3,28 juta, tertinggi sejak Depresi Akbar sebanyak 695.000. Namun, angka itu masih lebih baik dari estimasi pasar. Citi Bank misalnya memperkirakan angkanya akan tembus 4 juta.

"Kita semua tahu sakit yang dirasakan dan kerusakan ekonomi akibat virus sialan ini tetapi karena kita yakin kian dekat dengan akhir dari bagian terburuk penyebaran, kita perlu mulai kreatif nanti awalan baru seperti apa," tulis Peter Boockvar, Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group kepada CNBC International.

Psikologi pasar masih membaik menyusul kian pastinya stimulus senilai US$ 2 triliun di Senat AS, karena tinggal menunggu persetujuan formal dari Kongres. Senat mempercepat pembahasan proposal stimulus karena angka pengangguran kian mengkhawatirkan.

Bank sentral AS juga telah menyuntikkan optimisme ke pasar dengan memangkas suku bunga acuan sangat agresif ke level nyaris nol dan mengumumkan program quantitative easing (QE) yang akan dijalankan tanpa batas waktu.

Pimpinan The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya tak akan "kehabisan amunisi" demi menjaga ekonomi tetap stabil. "Kami masih memiliki ruang kebijakan dalam bentuk lain untuk mendukung ekonomi," tutur dia pada Kamis. "Kami mencoba menciptakan jembatan dari ekonomi yang sangat kuat menjadi kekuatan ekonomi yang baru di tempat lain."

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular