
Pukul 9.00 WIB: Gawat! Rupiah Nyaris Rp 16.500/US$

Pada Senin (23/3/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.560/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 3,54% dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 8:55 WIB:
Periode | Kurs |
1 Pekan | Rp16.649 |
1 Bulan | Rp16.879 |
2 Bulan | Rp17.005 |
3 Bulan | Rp17.115 |
6 Bulan | Rp17.435 |
9 Bulan | Rp17.630 |
1 Tahun | Rp17.860 |
2 Tahun | Rp18.636,2 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) pada pukul 8:55 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 16.610 |
3 Bulan | Rp 16.890 |
Berikut kurs jual beli dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 8:50 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | 16.049 | 16.654 |
Bank BRI | 16.265 | 16835 |
Bank Mandiri | 15.900 | 16.200 |
Bank BTN | 16.000 | 16.700 |
Bank BCA | 16.590 | 16710 |
CIMB Niaga | 16.291 | 16.401 |
Tanda-tanda akan kembali terjadi aksi jual di pasar keuangan dalam negeri sudah terlihat sejak dini hari tadi. Indeks saham berjangka (futures) Wall Street langsung ambles 5% menyentuh "batas bawah" atau "limit down" dari 5 menit setelah perdagangan di bulan pukul 5:00 WIB.
Indeks berjangka Wall Street bisa dijadikan indikator sentimen konsumen terhadap aset-aset berisiko. Ketika ambles, itu artinya sentimen sedang memburuk dan berisiko memicu aksi jual di pasar keuangan dalam negeri, baik di bursa saham maupun pasar obligasi.
Berdasarkan data dari RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih secara year-to-date (YTD) hingga Jumat pekan lalu sebesar Rp 10,25 triliun.
Sementara itu di pasar obligasi, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sepanjang tahun ini hingga 18 Maret, terjadi capital outflow sebesar Rp 86,49 triliun.
Capital outflow tersebut terjadi akibat pendemi virus corona (COVID-19) yang meluas dan nyaris semua negara terpapar virus asal kota Wuhan provinsi Hubei, China tersebut.
Akibatnya banyak negara mengambil kebijakan lockdown, yang membuat aktivitas ekonomi global merosot tajam, bahkan muncul risiko resesi. Dampaknya aksi jual tak terhindarkan di pasar keuangan RI, dan terjadi capital outflow nyaris Rp 100 triliun di pasar saham dan obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
