Dibuka di Zona Hijau, Wall Street Bergerak Fluktuatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
20 March 2020 20:47
Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menghijau pada perdagangan Jumat (20/3/2020) pagi waktu setempat, tapi volatil/
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menghijau pada perdagangan Jumat (20/3/2020) pagi waktu setempat, berupaya melanjutkan penguatannya untuk hari yang kedua di tengah dorongan jual yang masih kuat.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 164,5 poin (0,8%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), tetapi berbalik minus 15 menit sebesar 58 poin (-0,3%) ke 20.020,7. Indeks Nasdaq masih naik 52,6 poin (+0,7%) ke 7.192,4 sedangkan S&P 500 drop 24,2 poin (-0,9%) ke 2.387,4.

Sentimen positif muncul dari California yang menginstruksikan warganya untuk 'tetap di rumah', yang merupakan langkah drastis yang memicu ekspektasi bahwa penyebaran virus corona bisa ditekan secara signifikan sehingga tak banyak memukul perekonomian.

Selain itu dolar AS pun menjinak setelah bank sentral bertindak. Aksi buru dolar terjadi di skala global di tengah kekhawatiran ancaman pemburukan virus corona karena dolar AS dinilai lebih aman dan lebih likuid di antara aset lain. Penguatan dolar berdampak buruk bagi eksportir AS.

Investor pekan ini menghadapi pekan yang volatile dengan ayunan pergerakan dari dua arah. CBOE Volatility Index (VIX), yang menjadi acuan untuk mengukur tingkat kecemasan pelaku pasar di AS, ditutup di atas level 80 awal pekan ini yang melampaui titik tertinggi sejak krisis finansial 2008.

"Pasar bergerak lebih karena emosi ketimbang data actual sehingga memicu volatilitas," tutur Sal Bruno, Kepala Investasi IndexIQ, sebagaimana dikutip CNBC International. "Kita melihat aset dilepas, tanpa alasan sama sekali, tapi hanya karena ketakutan."

Sejauh ini, menurut data John Hopkins University, ada 200 kematian dan lebih dari 14.000 orang yang sakit karena virus corona di AS. Secara global, kasus corona menyentuh level psikologis 245.000.

Menurut Bridgewater Ray Dalio, krisis corona bisa berujung pada kerugian korporasi AS hingga US$ 4 trillion, sehingga pemerintah harus turun tangan. "Yang terjadi saat ini belum pernah terjadi dalam hidup kita sebelumnya... Ini adalah krisis... Akan ada orang yang memikul rugi besar," tutur pendiri Bridgewater Ray Dalio kepada CNBC International.  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular