
Waduh! Wall Street Bakal Ambles Lagi, Futures DJI Drop 4%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham berjangka Wall Street Rabu (18/3/2020) jatuh merespons pekembangan penyebaran virus corona atau covid-19 di AS yang terus bertambah. Pada pukul 1 pagi waktu ET (east time AS), Dow Jones Indsutrial Average turun 821 poin, diikuti S&P 500 dan Nasdaq 100.
Pada pukul 14:00 WIB, Dow Jones futures turun 4% berada di 20.026,5, S&P 500 melemah 3,71% pada 2.393.38 sedangkan Nasdaq 100 anjlok 4,47% menjadi 7.062,12.
Indesk kontrak berjangka sudah berada di "batas bawah", di mana perdagangan dihentikan jika koreksi mencapai 5% dan tidak bisa lebih rendah.
Perdagangan kontrak berjangka Wall Street baru-baru ini mengalami volatilitas yang ekstrem. Pada hari Selasa (17/3/2020) Dow melonjak lebih dari 1.000 poin dari penurunan tajam sejak 1987 karena investor menaruh harapan pada stimulus fiskal Trump yang bisa menyelamatkan ekonomi ke jurang resesi akibat wabah virus corona.
Gedung Putih mengumumkan paket fiskal lebih dari US$ 1 triliun yang mencakup pembayaran langsung ke warga Amerika dan bantuan keuangan untuk usaha kecil dan industri penerbangan.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin juga mengatakan perusahaan akan dapat menunda pembayaran pajak hingga US$ 10 juta sementara individu dapat menunda pembayaran hingga US$ 1 juta ke Internal Revenue Service (IRS).
Para investor juga mendukung upaya pemerintah untuk membantu perusahaan-perusahaan yang kesulitan mendapatkan pendanaan jangka pendek.
Virus corona yang mematikan sekarang telah menyerang seluruh 50 negara bagian di AS ketika Virginia Barat melaporkan kasus infeksi pertamanya pada hari Selasa (17/3).
AS pun mengumumkan pasien Covid-19 pertamanya. "Kami tahu ini akan datang," kata Gubernur Virginia Barat, Jim Justice.
Kota New York mengatakan sedang mempertimbangkan lockdown yang mirip dengan yang ada di wilayah Teluk San Francisco.
Sejauh ini telah ada 108 kematian di AS dari virus corona dan lebih dari 6.300 kasus yang dikonfirmasi secara nasional. Secara global, ada sekitar 200.000 kasus dan hampir 8.000 orang telah meninggal.
(har/har) Next Article Wall Street Rapor Merah, Tergelincir dari Rekor Tertinggi
