Dow Jones Terindikasi Bakal Anjlok 1.000 Poin di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 March 2020 19:28
Indeks Dow Jones terindikasi bakal terkoreksi hingga 1.000 poin nanti, hingga menyentuh pemicu penghentian perdagangan (trading halt).
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks futures bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok hingga menyentuh batas maksimum koreksi sebesar 5% pada Senin (16/3/2020) dini hari waktu setempat, merespons pemangkasan suku bunga acuan secara mendadak.

Kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones terkoreksi hingga 1.041 poin pada perdagangan, hingga menyentuh batas pemicu penghentian sementara perdagangan (trading halt).

Dow futures terhenti, trader pun melirik SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) - reksa dana yang bisa diperdagangkan (exchange traded fund/ ETF) dan memakai saham konstituen indeks S&P 500 sebagai aset dasar investasi - untuk melihat prospek pergerakan bursa AS malam ini (WIB).

Reksa dana itu sejauh ini tercatat anjlok 10% di pasar pra pembukaan, mengindikasikan Wall Street bakal terhenti perdagangannya di sesi perdagangan nanti. Di sisi lain, SPDR Dow Jones Industrial Average ETF Trust (DIA) dan Invesco QQQ Trust - yang merepresentasikan kinerja indeks Dow Jones dan Nasdaq 100 - anjlok juga, lebih dari 8%.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Minggu memangkas suku bunganya secara mendadak, untuk kedua kalinya dalam dua pekan terakhir. Kini, suku bunga Negeri Adidaya tersebut berada di level 0-0,25% atau kembali di era 2015.

Saham Apple anjlok lebih dari 11% di pasar pra pembukaan. Saham Delta Airlines dan United Airlines juga terpangkas 15% sedangkan American Airlines lebih parah (drop lebih dari 20%). Saham perbankan juga anjlok seperti Bank of America (16,6%), JPMorgan Chase (15,8%), Citigroup (16,8%). Saham Goldman Sachs dan Morgan Stanley juga anjlok 14%.

"Cepatnya penyebaran COVID-19 di seluruh duna telah memicu ketakpastian investor secara dramatis dan mengguncang pasar keuangan global," tulis MRB Partners dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Sejauh ini Johns Hopkins University melaporkan lebih dari 169.000 kasus baru corona telah terkonfirmasi. Penderita corona di AS melompat menjadi 3.774 orang dan membunuh 69 orang lainnya, memicu pelarangan acara yang dihadiri lebih dari 50 orang.

Sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jons dan S&P 500 anjlok lebih dari 8% pekan lalu mengikuti indeks Nasdaq, sehingga masuk ke zona bearish karena sudah terkoreksi hingga 20% dari titik tertingginya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular