"Perang' Arab vs Rusia Berlanjut, Harga Minyak Turun Lagi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 March 2020 12:13
Harga minyak drop 1% pada perdagangan hari ini
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah anjlok lagi pada perdagangan hari ini. Anjloknya harga minyak masih dibayangi oleh perang harga antara Arab Saudi dengan Rusia serta COVID-19 yang naik kelas jadi pandemi.

Pada perdagangan Jumat (13/3/2020), harga minyak mentah kontrak bergerak turun. Brent turun 1,05% ke level US$ 32,87/barel dan minyak West Texas Intermediate (WTI) ambles 0,89% ke level US$ 31,22/barel.

Potensi banjir pasokan minyak mentah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan harga murah di pasar semakin membuat harga minyak mentah tertekan setelah anjlok dalam akibat gagalnya OPEC+ capai kata sepakat untuk pangkas produksi minyak lebih dalam.


"Dengan wabah corona yang memicu penurunan permintaan minyak untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun ini, kenaikan produksi minyak Arab dan Rusia dapat memicu kelebihan pasokan sebesar 4 juta barel per hari (bpd)" tulis riset Eurasia Group seperti diwartakan Reuters.

Empat juta barel itu setara dengan 4% dari total konsumsi minyak mentah global per hari sebelum wabah corona merebak di China.

Dua hari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyematkan status pandemi pada COVID-19. Artinya virus ini telah menyebar dengan sangat cepat dan menjangkiti berbagai negara di penjuru dunia.

Konsekuensi dari pandemi adalah kemungkinan besar adanya karantina dan larangan bepergian atau travel ban. Alhasil mobilitas orang dan barang jadi terancam. Aktivitas produksi manufaktur, perdagangan hingga pariwisata ikut tertekan. Ujung-ujungnya permintaan minyak bisa jatuh lebih dalam.

Setelah WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi, AS langsung ambil langkah dengan melarang kunjungan dari Eropa agar wabah tidak menyebar semakin luas secara tidak terkendali.

Berdasarkan data kompilasi John Hopkins University CSSE, jumlah kasus COVID-19 secara global sudah lebih dari 126 ribu yang menjangkiti lebih dari separuh negara di dunia.

Ketika permintaan minyak terancam drop, pasar justru berpotensi kebanjiran pasokan. Inilah yang membuat harga minyak masih dalam tekanan.

[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular