
Hancur Lebur, Bursa Eropa Dibuka Ambles 8% Lebih
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 March 2020 15:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka melemah tajam pada awal perdagangan Senin (9/3/2020). Ini terjadi setelah wabah virus corona asal Wuhan, China, membuat investor global khawatir. Selain itu kinerja bursa juga diperburuk oleh merosotnya harga minyak pasca OPEC+ memutuskan untuk tidak melanjutkan pemangkasan produksi.
Indeks Pan-European Stoxx 600 turun 6% pada awal perdagangan, saham minyak dan gas dan sumber daya dasar anjlok 7,4%, memimpin penurunan saat semua sektor dan bursa utama memasuki wilayah negatif.
Sebagaimana diketahui, banyak sentimen negatif yang membuat saham-saham anjlok hari ini. Salah satunya adalah harga minyak yang anjlok lebih dari 30% setelah OPEC gagal mencapai kesepakatan dengan sekutunya yang dipimpin Rusia untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak.
Hal ini berpotensi membuat pasokan minyak membludak di pasar. Apalagi setelah Arab Saudi mengumumkan akan memberikan diskon harga minyak bagi pelanggannya, di samping meningkatkan produksi.
Sementara itu, wabah corona yang kini telah mencapai lebih dari 100 negara juga terus menekan harga saham. Bahkan, isu virus corora terus mendominasi pasar karena telah menjangkiti lebih dari 100 ribu orang dan menewaskan lebih dari 3.600 orang di seluruh dunia.
(hps/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Indeks Pan-European Stoxx 600 turun 6% pada awal perdagangan, saham minyak dan gas dan sumber daya dasar anjlok 7,4%, memimpin penurunan saat semua sektor dan bursa utama memasuki wilayah negatif.
Indeks FTSE di Inggris drop 8,53%, index DAX di Jerman drop 8,11%, dan indeks CAC di Prancis merosot 4,45%.
![]() |
Sebagaimana diketahui, banyak sentimen negatif yang membuat saham-saham anjlok hari ini. Salah satunya adalah harga minyak yang anjlok lebih dari 30% setelah OPEC gagal mencapai kesepakatan dengan sekutunya yang dipimpin Rusia untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak.
Hal ini berpotensi membuat pasokan minyak membludak di pasar. Apalagi setelah Arab Saudi mengumumkan akan memberikan diskon harga minyak bagi pelanggannya, di samping meningkatkan produksi.
(hps/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Most Popular