Anjlok 9%, Saham Astra Agro Nyaris Terendah dalam 12 Tahun

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 March 2020 11:33
Harga saham AALI anjlok 9% lebih dan terlemah sejak 11 Desember 2008
Foto: Ruang monitor pabrik CPO Astra Agro Lestari (CNBC Indonesia/Houtmand P Saragih)
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten sektor agrikultur yang berkapitalisasi besar yakni PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) hari ini harga sahamnya anjlok lebih dari 8%. Koreksi dalam saham Astra Agro tersebut membuat harga sahamnya terendah dalam hampir 12 tahun terakhir.

AALI yang mayoritas sahamnya dikuasai PT Astra Internasional Tbk /ASII (>75%) hari ini pada 11.25 WIB harga sahamnya terjun bebas sebesar 9,79% ke level Rp 8.750/lembar. Harga saat ini merupakan harga terendah sejak 11 Desember 2008.



Emiten berkode AALI ini memang mencatatkan penurunan kinerja di sepanjang tahun 2019. Pendapatan perusahaan turun 8,5% (yoy) menjadi Rp 17,45 triliun tahun lalu dari sebelumnya Rp 19,08 triliun pada 2018.

Penurunan pendapatan ini ditopang oleh penurunan pendapatan dari segmen minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya (-5% yoy) dan minyak inti sawit (PKO) dan turunannya (-36% yoy).



Harga Pokok Penjualan (HPP) yang tak turun banyak membuat laba kotor AALI tergerus sebesar 39,5% (yoy) dari Rp 3,54 triliun pada 2018 menjadi Rp 2,14 triliun pada tahun lalu. Sementara itu laba bersih perusahaan anjlok 83,97% (yoy) menjadi Rp 243,6 miliar dari sebelumnya Rp 1,52 triliun.

Wabah corona yang awalnya menjangkiti di Wuhan, China membuat outlook permintaan minyak sawit ke China menjadi terancam mengingat China merupakan pembeli terbesar kedua setelah India.

Namun akibat virus corona upaya restok babi menjadi terhambat, sehingga China masih berpotensi untuk mengimpor CPO dan dampak wabah corona menjadi kurang begitu signifikan. Pasar saat sudah priced in harga CPO berada di level RM 2.200/ton.

Analis memperkirakan ketatnya produksi minyak sawit dan permintaan masih kuat pada 2020, walau terdampak virus corona. Konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv menunjukkan delapan analis merekomendasikan 'buy' dengan rata-rata target harga Rp 14.940 dengan potensi kenaikan sebesar 70,7% dari harga saat ini.

Bagaimanapun juga, virus corona memang menebar ancaman yang mengerikan. Bukan hanya ancaman pada kesehatan saja, tetapi juga pada perekonomian. Hal ini membuat investor dilanda kepanikan dan bursa saham global menjadi tertekan. Akibatnya hingga hari kemarin, kinerja bursa saham global jauh dari kata memuaskan sejak awal tahun.





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article 8 Emiten Ini Baik Bener Bagi Dividen Interim Pas Lagi Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular