Round Up Sepekan

Harga Emas Dunia Anti Tekor, Logam Mulia Antam Tembus Rekor!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 March 2020 08:25
Harga Emas Dunia Anti Tekor, Logam Mulia Antam Tembus Rekor!
Ilustrasi Emas Batangan (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas bergerak menguat sepanjang pekan ini. Di tengah ancaman virus corona terhadap perekonomian dunia, emas menjadi pelarian yang sempurna.

Sepanjang minggu ini, harga emas dunia di pasar spot naik 4,79%. Harga komoditas ini kembali menembus kisaran US$ 1.600/troy ons.




Sedangkan harga emas domestik keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2,74% secara point-to-point. Harga sang logam mulia pun mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.




Apa mau dikata, investor memang masih ragu menanamkan modal di aset-aset berisiko. Bursa saham dan mata uang Asia menguat pekan ini, tetapi kenaikannya terbatas. Pelaku pasar terlihat masih cenderung bermain aman, buktinya harga emas bisa naik signifikan.

Penyebaran virus corona semakin hari kian mengkhawatirkan. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Sabtu (7/3/2020) per pukul 01:33 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 101.587. Korban jiwa pun semakin bertambah menjadi 3.460 orang.




Penyebaran virus corona yang semakin masif mengancam perekonomian dunia. Pabrik-pabrik berhenti beroperasi, pariwisata lesu, aktivitas ekspor-impor juga menurun. Perlambatan ekonomi global sudah tidak bisa dihindari lagi.

"Dalam situasi seperti ini, investor tidak punya banyak pilihan. Mereka akan keluar dari aset-aset berisiko dan masuk ke safe haven sebagai antisipasi perlambatan ekonomi," kata Peter Fertig, Analis di Quantitative Commodity Research, seperti dikutip dari Reuters.



Selain virus corona, kenaikan harga emas juga dipicu oleh pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Harga emas dan dolar AS memang berbanding terbalik, kala greenback melemah maka emas malah menguat.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS melemah, maka emas menjadi murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Kalau harga murah, siapa yang tidak tertarik memborong?

Sepanjang pekan ini, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) ambles 2,09%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini terkoreksi sampai 2,26%.

 

Depresiasi dolar AS tidak lepas dari kebijakan moneter bank sentral The Federal Reserve/The Fed yang akomodatif. Pekan ini, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan rekan secara mengejutkan menurunkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%. Langkah ini ditempuh setelah rapat darurat tak terjadwal, karena seharusnya pertemuan Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) baru berlangsung pada 17-18 Maret.


Pada tanggal tersebut, rapat FOMC tetap akan digelar. Pasar berekspektasi Federal Funds Rate bakal diturunkan lagi.

Mengutip CME FedWatch pukul 02:00 WIB, probabilitas suku bunga acuan kembali dipotong menjadi 0,5-0,75% adalah 46,2%. Kans untuk turun lebih dalam lagi ke 0,25-0,5% bahkan lebih tinggi yaitu 53,8%. Kalau benar suku bunga acuan turun ke 0,25-0,5%, maka akan menjadi yang terendah sejak krisis ekonomi mendera Negeri Adidaya pada 2008-2009.




Dibayangi oleh prospek penurunan suku bunga acuan yang begitu agresif, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS menjadi kurang menarik karena imbalan akan ikut terkoreksi. Akibatnya, dolar AS mengalami tekanan jual dan nilainya melemah. Namun pelemahan dolar AS membuka jalan bagi harga emas untuk menanjak.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Harga Emas Dunia Naik 2%, Emas Antam 1%, Cuan Gede!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular