
Biden Moncer di Selasa Super, Dow Futures Masuk Jalur Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa efek Amerika Serikat (AS)berpeluang menguat pada perdagangan Rabu (4/3/2020) menyusul hasil ajang 'Selasa Super' yang menunjukkan mantan Wakil Presiden Joe Biden kembali memimpin bursa pencalonan presiden dari Partai Demokrat.
Pada pukul 07:00 waktu setempat (19:00 WIB), harga kontrak berjangka (futures) Dow Jones menguat 655 poin, mengindikasikan indeks acuan bursa AS tersebut bakal menguat 631 poin pada pembukaan. Indeks S&P 500 futures Nasdaq 100 futures juga berada di jalur hijau.
Wall Street cenderung menjagokan Biden ketimbang calon kuat lainnya dari Partai Demokrat yakni Bernie Sanders yang program kebijakannya cenderung sosialis. Biden memimpin dengan 453 dukungan, mengalahkan sang Senator asal Vermont yang meraup 373 dukungan.
Untuk memenangkan tiket menuju pencalonan presiden AS, kandidat partai Demokrat harus mendapatkan dukungan mayoritas dari para delegasi, yakni setidaknya 1.991 suara dari total 3.979 suara yang ada.
"Menurut kami pasar saham juga dicekam kekhawatiran di pasar pertaruhan akan turunnya ekspektasi Trump terpilih kembali, dan juga penguatan dukungan Sanders di awal tahun 2020 di pasar pertaruhan dan polling," tulis Kepala Perencana Investasi Saham RBC Capital Markets Lori Calvasina, tatkala mengulas turbulensi pasar kemarin.
Jika Biden bisa membuktikan bahwa dia menjadi ancaman serius bagi Sanders dalam Selasa Super, psikologi pelaku pasar yang dalam tekanan akibat reformasi asuransi publik Sanders, bisa melihat pergerakan positif di perdagangan Rabu.
Dalam programnya, Biden ingin menggeser peran penting asuransi swasta dalam program BPJS Kesehatan versi AS tersebut, menjadi program asuransi yang dijamin pemerintah. Saham asuransi UnitedHealth menguat 4% di pasar pra pembukaan sambut hasil Selasa Super di AS.
Tekanan terjadi di Wall Street Selasa lalu setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) untuk membantu meredakan kekhawatiran investor seputar efek virus corona terhadap ekonomi.
Keputusan ini diambil bahkan dua pekan sebelum Rapat Dewan Gubernur The Fed yang baru akan dijalankan dua pekan ke depan. Ini merupakan pemangkasan darurat pertama yang dilakukan sejak krisis finansial pada 2008.
Namun, pasar dicekam kekhawatiran bahwa pemangkasan tersebut terlampau berlebihan. Dow Jones kemarin anjlok lebih dari 780 poin (-2,9%) dan indeks S&P 500 anjlok 2,8%. Investors memilih berburu obligasi pemerintah AS, sehingga imbal hasil (yield) obligasi bertenor 10 tahun anjlok ke bawah 1%, yang merupakan pertama kali dalam sepanjang sejarah.
Di sisi lain, harga emas melompat 2,9% ke level US$ 1.644,4 per troy ons. Imbal hasil bergerak berlawanan arah dengan harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?