
Pemangkasan DP KPR Mulai Terasa, Pengembang Semringah
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
27 February 2020 20:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menyatakan, kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan batas uang muka rumah, dengan skema menaikkan loan to value (LTV) mulai berdampak positif terhadap penjualan properti perseroan yang tumbuh 6% secara tahunan.
Head of Investor Relations & Corporate Finance Ciputra Development, Aditya Ciputra Sastrawinata menjelaskan, sepanjang tahun 2019, pra penjualan atau marketing sales Ciputra mencapai Rp 6,1 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 53% dikontribusi dari segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang memanfaatkan skema LTV.
"Saya rasa dampaknya lebih besar dari yang pajak barang mewah. Karena tahun lalu itu 53 persen dari pembeli Ciputra memakai skema pembayaran KPR. Peningkatan LTV dan penurunan suku bunga pasti dampaknya sangat besar bagi penjualan Ciputra," kata Aditya di Bursa Efek Indonesia, Kamis (27/2/2020).
Pada tahun ini, perseroan menargetkan, pra penjualan akan tumbuh 9% menjadi Rp 6,7 triliun. Katalis positif yang akan mendorong peningkatan penjualan antara lain segmen pasar pembeli rumah pertama atau end user, terutama perumahan dengan harga di bawah Rp 2 miliar yang terus mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya.
"Kita fokus rumah itu harganya di bawah Rp 2 miliar dan tipenya juga tipe perumahan, karena kami merasa market perumahan jauh lebih kuat dibandingkan dengan market apartemen," kata dia menjelaskan.
Katalis positif lainnya, lanjut Aditya, adalah developer tidak lagi menunda untuk melaunching karena tahun politik 2019 telah berakhir. "Sebagai contoh, ciputra sendiri di kuartal 1 2020 kita akan launching 5 cluster baru. Dibandingkan kuartal 1 tahun lalu hanya launch 1 cluster," katanya.
Sepanjang tahun ini, perusahaan dengan kode saham CTRA ini mengalokasikan belanja modal Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun untuk menambah cadangan lahan (land bank), investasi infrastruktur properti dan mall di Surabaya dan Jakarta. Sumber belanja modal akan dari pinjaman bank dan kas internal.
BI memutuskan untuk menaikkan loan to value (LTV) di sektor properti dan kendaraan bermotor. Artinya, uang muka KPR dan kredit kendaraan bermotor akan turun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pelonggaran rasio LTV untuk kredit properti sebesar 5%. Namun penurunan ini disesuaikan dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank. Aturan ini berlaku 2 Desember 2019.
Contohnya uang muka untuk pembelian rumah tapak dengan luas di bawah 70 m2 sekarang tinggal 15% dari sebelumnya 20%.
(hoi/hoi) Next Article Gokil! BCA Kasih Bunga KPR 5,88% Fix 3 Tahun
Head of Investor Relations & Corporate Finance Ciputra Development, Aditya Ciputra Sastrawinata menjelaskan, sepanjang tahun 2019, pra penjualan atau marketing sales Ciputra mencapai Rp 6,1 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 53% dikontribusi dari segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang memanfaatkan skema LTV.
"Saya rasa dampaknya lebih besar dari yang pajak barang mewah. Karena tahun lalu itu 53 persen dari pembeli Ciputra memakai skema pembayaran KPR. Peningkatan LTV dan penurunan suku bunga pasti dampaknya sangat besar bagi penjualan Ciputra," kata Aditya di Bursa Efek Indonesia, Kamis (27/2/2020).
Pada tahun ini, perseroan menargetkan, pra penjualan akan tumbuh 9% menjadi Rp 6,7 triliun. Katalis positif yang akan mendorong peningkatan penjualan antara lain segmen pasar pembeli rumah pertama atau end user, terutama perumahan dengan harga di bawah Rp 2 miliar yang terus mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya.
"Kita fokus rumah itu harganya di bawah Rp 2 miliar dan tipenya juga tipe perumahan, karena kami merasa market perumahan jauh lebih kuat dibandingkan dengan market apartemen," kata dia menjelaskan.
Katalis positif lainnya, lanjut Aditya, adalah developer tidak lagi menunda untuk melaunching karena tahun politik 2019 telah berakhir. "Sebagai contoh, ciputra sendiri di kuartal 1 2020 kita akan launching 5 cluster baru. Dibandingkan kuartal 1 tahun lalu hanya launch 1 cluster," katanya.
Sepanjang tahun ini, perusahaan dengan kode saham CTRA ini mengalokasikan belanja modal Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun untuk menambah cadangan lahan (land bank), investasi infrastruktur properti dan mall di Surabaya dan Jakarta. Sumber belanja modal akan dari pinjaman bank dan kas internal.
BI memutuskan untuk menaikkan loan to value (LTV) di sektor properti dan kendaraan bermotor. Artinya, uang muka KPR dan kredit kendaraan bermotor akan turun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pelonggaran rasio LTV untuk kredit properti sebesar 5%. Namun penurunan ini disesuaikan dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank. Aturan ini berlaku 2 Desember 2019.
Contohnya uang muka untuk pembelian rumah tapak dengan luas di bawah 70 m2 sekarang tinggal 15% dari sebelumnya 20%.
(hoi/hoi) Next Article Gokil! BCA Kasih Bunga KPR 5,88% Fix 3 Tahun
Most Popular