Sudah Masuk Level Support, Saatnya Harga Minyak Naik?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 February 2020 10:22
Harga minyak yang sudah anjlok dalam dinilai sudah masuk level support dan saatnya untuk naik
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah pagi ini bergerak naik setelah anjlok dalam kurun waktu tiga hari perdagangan terakhir. Salah satu pemicu anjloknya harga minyak mentah adalah lonjakan jumlah kasus baru virus corona yang terjadi di luar China.

Pada perdagangan pagi Rabu (26/2/2020), data Refinitiv menunjukkan harga minyak mentah kontrak mencatatkan penguatan hampir 1%. Minyak Brent naik 0,75% ke level US$ 55,36/barel sementara harga minyak WTI naik 0,9% ke level US$ 50,35/barel.

Kemarin harga minyak kembali ditutup melemah walau di pagi hari harga minyak sempat menunjukkan kenaikan. Pasar masih mencemaskan kasus virus corona yang tak hanya terus bertambah tetapi juga makin meluas ke berbagai negara.

Sampai saat ini sudah ada lebih dari 80.000 kasus infeksi virus corona dilaporkan di lebih dari 39 negara dan telah merenggut lebih dari 2.700 nyawa orang. Lonjakan kasus infeksi virus corona di luar China terjadi di awal pekan ini di Korea Selatan, Italia dan Iran.

Pagi tadi otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan ada 169 kasus baru di negara KPOP itu. Jumlah kasus infeksi di Negeri Ginseng sudah mencapai 1.146, berdasarkan laporan CNBC Internasional.

Di Iran jumlah kasus bertambah lebih dari 30 kasus. Hingga pagi ini sudah ada 95 kasus orang yang teridentifikasi terserang virus ganas yang kini resmi bernama COVID-19 itu. Jumlah korban meninggal di Iran juga yang paling banyak dilaporkan untuk negara di luar China. Di Iran jumlah korban meninggal mencapai 15 orang.

Virus corona yang tak kunjung menunjukkan tanda dapat dijinakkan telah membuat pasar khawatir bahwa dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian global akan semakin signifikan.

Bank investasi global Morgan Stanley memperkirakan dengan berbagai skenario, pertumbuhan ekonomi global akan terpangkas sebesar 0,35-0,5 poin persentase pada semester pertama tahun ini.

Hal itu juga membuat pasar mencemaskan permintaan energi terutama minyak akan turun karena jutaan orang dikarantina dan memilih untuk tinggal di rumah dibanding bepergian. Apalagi kini jumlah kasus di luar China terus bertambah.

Namun pagi ini, harga minyak mentah bergerak naik karena ditopang oleh harga minyak WTI yang sudah menyentuh level supportnya yaitu di US$ 50/barel. Pernyataan tersebut diampaikan oleh Hideshi Matsunaga analis di Sunward Trading.

"Penurunan produksi minyak Libya dan adanya dugaan bahwa organisasi negara pengekspor minyak OPEC dan OPEC+ akan kembali memangkas produksinya turut mendukung naiknya harga minyak" tambahnya, melansir Reuters.

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman optimis bahwa OPEC dan koleganya yang tergabung dalam OPEC+ akan merespons penyebaran virus corona ini secara bertanggung jawab.

Awal bulan ini, komite penasihat OPEC+ merekomendasikan kepada organisasi untuk memangkas lebih dalam produksi minyak sebesar 600.000 barel per hari. Arab Saudi mendukung rekomendasi ini, sementara Rusia belum memberikan respons final terkait gagasan ini.

OPEC+ dijadwalkan akan bertemu awal bulan Maret tepatnya pada 5-6 Maret di Vienna untuk kembali membahas kebijakan produksi minyak organisasi untuk ke depannya.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular