Ngeri! Dolar AS Sudah Mendekat ke Rp 13.900

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 February 2020 10:11
Ngeri! Dolar AS Sudah Mendekat ke Rp 13.900
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dikurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga menghuni zona merah di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (25/2/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.893. Rupiah melemah 0,22% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Pelemahan ini membuat rupiah terdepresiasi selama lima hari perdagangan beruntun di kurs tengah BI. Selama lima hari tersebut, pelemahan rupiah tercatat 1,59%.

Sementara di 'arena' pasar spot, rupiah juga melemah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.895 di mana rupiah melemah 0,22%. Dolar AS sudah sangat dekat dengan level Rp 13.900.

Kala pembukaan pasar spot, rupiah masih mampu menguat tipis 0,04%. Namun itu tidak lama, rupiah kemudian melemah dan dolar AS kian dekat ke Rp 13.900.


Ini membuat 'tabungan' rupiah sejak awal tahun sudah habis. Secara year-to-date (YtD), kini rupiah melemah 0,07% terhadap dolar AS.

Padahal belum lama ini rupiah mampu membukukan penguatan di kisaran 2% dan menjadi mata uang terbaik dunia. Sayang sekali...

 



Sentimen yang beredar di pasar memang negatif. Ini membuat investor merasa sudah saatnya mencairkan cuan yang didapat dari rupiah. Mata uang Tanah Air mengalami tekanan jual sehingga nilai tukarnya melemah.

Dunia semakin khawatir dengan penyebaran virus corona. Berawal dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei, virus tersebut kini sudah menyebar ke puluhan negara di lima benua.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:33 WIB, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 79.572. Terbanyak terjadi di China yaitu 77.154 kasus. Disusul oleh Korea Selatan (833), Italia (229), Jepang (159), Singapura (89), Hong Kong (79), Iran (61), AS (53), Thailand (35), Taiwan (30), Australia (22), Malaysia (22), Jerman (16), Vietnam (16), Uni Emirat Arab (13), Inggris (13), Prancis (12), Kanada (10), Makau (10), Filipina (3), India (3), Rusia (3), Spanyol (2), Oman (2), Afganistan (1), Kuwait (1), Nepal (1), Kamboja (1), Bahrain (1), Israel (1), Belgia (1), Lebanon (1), Finlandia (1), Swedia (1), Irak (1), Mesir (1), dan Sri Lanka (1). Plus kasus di kapal pesiar Diamond Princess yaitu 691.

Dari negara-negara tersebut, beberapa di antaranya adalah mitra dagang utama Indonesia. China, Jepang, AS, Korea Selatan, Singapura, sampai Malaysia adalah negara tujuan ekspor utama produk-produk made in Indonesia.




Penyebaran virus corona yang semakin masif di negara-negara tersebut membuat aktivitas ekonomi terancam mandek. Di Korea Selatan, misalnya, pabrik Samsung Electronics di Kota Gumi ditutup sementara sebagai upaya mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Kalau situasi serupa bertambah banyak, maka permintaan terhadap produk Indonesia pun bakal berkurang signifikan. Saat devisa dari ekspor turun, maka rupiah tidak punya pijakan untuk menguat.

Tidak hanya dari sisi ekspor, serangan virus corona juga akan dirasakan dari investasi dan pariwisata. Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), penurunan devisa akibat penyebaran virus corona dari sisi investasi adalah US$ 0,4 miliar dan pariwisata mencapai US$ 1,3 miliar.

Oleh karena itu, wajar kalau rupiah menguat. Sebab prospek arus devisa yang menjadi penopang rupiah begitu kelam.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular