Jatuh 5,85%, Saham ADHI Terendah dalam 8 Tahun

dob, CNBC Indonesia
24 February 2020 16:29
Harga saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) jatuh 55 poin atau 5,85% pada perdagangan Senin (24/2/2020). Harga saham ADHI ditutup pada level Rp 885 saham.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) jatuh 55 poin atau 5,85% pada perdagangan Senin (24/2/2020). Harga saham ADHI ditutup pada level Rp 885 per saham.

Penurunan ini menyebabkan saham ADHI menyentuh level terendah dalam 8 tahun terakhir. Sejak awal tahun, emiten yang dipimpin oleh Direktur Utama Budi Harto ini telah terjun dan menyebabkan kerugian 24,68%

Sementara itu, dalam perdagangan terakhir, asing masih melakukan aksi jual sebesar Rp 4 miliar. Sejak awal bulan, asing telah melepas saham ADHI dengan nilai jual bersih Rp 14,39 miliar.

Sebelumnya mencatatkan lonjakan rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) ke posisi 4,35 kali pada 2019, naik dibandingkan angka 2018 yakni 3,79. Peningkatan DER juga seiring dengan peningkatan liabilitas perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.


Hal tersebut terungkap dalam Presentasi direksi ADHI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Senin (17/2/2020).

Perusahaan konstruksi pelat merah ini membukukan liabilitas jangka pendek atau dibawah 1 tahun naik 26,05% sepanjang 2019 menjadi Rp 23,9 triliun, dari posisi 2018 senilai Rp 18,96 triliun. Sementara liabilitas jangka panjang pun tidak kalah naik signifikan menjadi Rp 6,01 triliun, atau naik 23,40% dari Rp 4,87 triliun.

Sebagai informasi, untuk perusahaan konstruksi biasanya batas aman masih di kisaran 1, dan DER di posisi 3 termasuk medium to high, dan posisi DER 4 artinya tinggi.

Sementara itu, jika dilihat dari ekuitas perusahaan malahan mengalami hanya naik tipis pada 2019. ADHI mencatat ekuitas 2019 senilai Rp 6,88 triliun, naik 9,37% dibandingkan 2018 senilai Rp 6,29 triliun.

Bukan hanya nilai ekuitas yang naik tipis, laba bersih perseroan pun hanya naik tipis menjadi Rp 700 miliar pada 2019, sementara pada 2018 di posisi Rp 640 miliar. Dari sisi pendapatan, perusahaan konstruksi ini pun turun menjadi Rp 15,3 triliun, padahal pada 2018 senilai Rp 15,66 triliun.

Saat ini Adhi Karya memegang proyek LRT Cibubur-Kuningan, dengan total progres pembangunan fisik 70,2%. Tahun ini ADHI akan memperbesar porsi proyek turnkey dan investasi ke depan akan lebih besar dibandingkan porsi jasa konstruksi konvensional, sehingga membutuhkan pendanaan yang lebih besar.
Selain itu perusahaan konstruksi pelat merah ini juga akan menyelesaikan proyek LRT Jabodebek Fase I dan Lanjutan fase II serta pengembangan LRT di daerah lain, pengembangan properti berbasis angkutan massal, dan proyek pemindahan ibu kota.


Dalam RDP tersebut juga terungkap bahwa pencapaian laba bersih ADHI pada 2019 terkecil dibandingkan dengan PT Hutama Karya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP) . Hutama Karya meraih laba bersih 2019 sebesar Rp 2,7 triliun, sementara WIKA sebesar Rp 2,51 triliun. Adapun PTPP menyatakan proyeksi laba bersih 2019 sebesar Rp 1,2 triliun.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article LRT Rampung, Adhi Bocorkan Mega Proyek Berikutnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular