
Ini Alasan Erick Geser Kartika dari Komut Mandiri ke BRI
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 February 2020 18:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan alasan pemindahan Wakil Menteri Kartika Wirjoatmodjo dari jabatan Komisaris Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
"Pak Tiko [sapaan Kartika] saya ganti BRI karena setelah dipikir Pak Tiko kan bekas Mandiri. Karena BRI kan mikro, gimana BRI sinergi dengan UKM pembiayaan lainnya agar lebih efisien misal Mekar. Salah satunya BRI dengan network-nya," kata Erick, saat berbincang dengan media, Jumat (21/2/2020).
Pada Selasa (18/2/2020) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI menyetujui perubahan susunan pengurus perusahaan baik komisaris maupun direksi.
Dalam RUPST tersebut, disetujui pemberhentian Andrinof Chaniago sebagai Komisaris Utama dan mengangkat Kartika Wirjoatmodjo sebagai Komisaris Utama.
Kartika diangkat menjadi Komut Mandiri pada RUPSLB yang diselenggarakan pada awal Desember 2019. Sementara Andrinof Chaniago digeser menjadi Wakil Komisaris/Komisaris Independen Bank Mandiri.
(hps/hps) Next Article BUMN Akan Dirampingkan Jadi Kurang dari 40 Perusahaan
"Pak Tiko [sapaan Kartika] saya ganti BRI karena setelah dipikir Pak Tiko kan bekas Mandiri. Karena BRI kan mikro, gimana BRI sinergi dengan UKM pembiayaan lainnya agar lebih efisien misal Mekar. Salah satunya BRI dengan network-nya," kata Erick, saat berbincang dengan media, Jumat (21/2/2020).
Pada Selasa (18/2/2020) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI menyetujui perubahan susunan pengurus perusahaan baik komisaris maupun direksi.
Dalam RUPST tersebut, disetujui pemberhentian Andrinof Chaniago sebagai Komisaris Utama dan mengangkat Kartika Wirjoatmodjo sebagai Komisaris Utama.
Kartika diangkat menjadi Komut Mandiri pada RUPSLB yang diselenggarakan pada awal Desember 2019. Sementara Andrinof Chaniago digeser menjadi Wakil Komisaris/Komisaris Independen Bank Mandiri.
(hps/hps) Next Article BUMN Akan Dirampingkan Jadi Kurang dari 40 Perusahaan
Most Popular