
Didera Koreksi Tiga Hari Terakhir, Wall Street Dibuka Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka ke jalur hijau pada Rabu (19/2/2020) setelah terkoreksi 3 hari terakhir. Kenaikan hari ini dipicu menguatnya optimisme pasar bahwa wabah virus corona semakin terkendali di tengah data positif di Negeri Sam tersebut.
Indeks Dow Jones Industrial Average melompat 103 poin (0,3%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), tetapi kemudian surut menjadi 77,2 poin (0,26%) selang 20 menit kemudian ke 29.314,1. Indeks Nasdaq naik 68,4 poin (0,7%) ke 9.801,7 dan S&P 500 tumbuh 15,1 poin (0,4%) ke 3.385,4.
Pasar masih akan fokus memantau potensi pelemahan ekonomi akibat virus corona. Wabah yang berasal dari Wuhan itu telah menyebar hingga lebih dari 24 negara di seluruh dunia, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan tambahan penderita infeksi corona 1.749 orang, dan tambahan korban meninggal sebanyak 136 orang. Total, jumlah korban meninggal mencapai 2.004 orang dan jumlah yang terinfeksi sebanyak 74.185 orang.
"Tanda-tanda menggembirakan terus muncul sepekan terakhir bahwa wabah virus corona... terkendali," tutur Yan Wang, perencana investasi Alpine Macro, sebagaimana dikutip CNBC International. "Kebutuhan karantina ketat di China akan diperlonggar, dan fokus pemerintah akan cepat beralih dari mengendalikan virus menjadi menopang ekonomi."
Departemen Tenaga Kerja merilis indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI) Januari yang menguat 0,5%, menjadi kenaikan bulanan tertinggi sejak Oktober 2018. Rilis data perumahan Januari, angka izin pembangunan rumah Januari, dan survei bos korporasi Februari bakal menyusul.
Dari sisi korporasi, saham Tesla loncat 7% setelah analis Piper Sandler mendongkrak target harga saham perusahaan yang dikendalikan Elon Musk tersebut, dari US$ 729 per saham menjadi US$ 928 per unit.
The Federal Reserve juga dijadwalkan mempublikasikan nota rapat Desember, tatkala bank sentral AS itu memutuskan menahan suku bunga acuannya pada level 1,5%-1,75%.
Secara terpisah, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, Presiden Fed Dallas Robert Kaplan, Presiden Fed Richmond Tom Barkin, dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester akan memberikan komentar seputar perkembangan ekonomi AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?