
Meski Ada Corona, BRI Optimistis Laba 2020 Tembus Rp 37,8 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Mewabahnya virus korona (Covid-19) diyakini bakal berdampak negatif bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Hingga Selasa (18/2/2020), virus mematikan asal Wuhan, China ini sudah menginfeksi 73.335 orang secara global dan menewaskan 1.873 orang di China.
Meski demikian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ternyata tidak mengubah target pada 2020. Bahkan optimistis laba bersih bisa meningkat 10-11% pada tahun ini, sementara kredit dan dana pihak ketiga (DPK) bisa naik 10-12%.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, virus korona akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi domestik di tengah sedang melambatnya perekonomian global.
"Kita sudah perhitungkan bahwa memang dengan perlambatan ekonomi secara global, dan sekarang juga ada bencana yang kita sebut virus korona, sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan," ungkap Sunarso, kepada awak media usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Gedung BRI, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Sunarso melanjutkan, kendati ada pengaruh dari dampak meluasnya virus korona, sejumlah perangkat kebijakan yang sedang disiapkan pemerintah seperti omnibus law, kebijakan fiskal yang akomodatif hingga kebijakan bank sentral akan menahan dampak negatif tersebut.
"Pengaruh pasti ada, tapi kita sudah sering menghadapi situasi yang turbulance bahkan volatile yang seperti ini," ujar Sunarso.
Salah satunya, adalah manajemen risiko melalui implementasi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang mewajibkan perbankan domestik meningkatkakan alokasi pencadangan. "Cadangan kita cukup kuat untuk meng-cover pertumbuhan," ungkap dia.
"Kami merencanakan tahun ini untuk pertumbuhan kredit 10-12%. Simpanan DPK 10-12%, demikian juga laba 10-11% dan LDR 89-90%," ujar Sunarso.
Bila target tersebut tercapai, maka laba bersih BRI pada akhir tahun ini akan menembus di kisaran Rp 37,84 triliun sampai Rp 38,18 triliun.
(dob/dob) Next Article Jelang Libur Nataru, Bank BRI Siapkan Rp 34,64 Triliun