Analisis Teknikal

Ditekan Luar-Dalam, IHSG Sulit Gerak

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 February 2020 08:55
Tekanan pada IHSG terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah rata-ratanya dalam lima hari terakhir
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan sepanjang pekan lalu, pada Jumat (14/2/2020) akhir minggu lalu IHSG ditutup turun tipis hampir 3 poin atau -0,05% ke level 5.869.

Memasuki perdagangan hari Senin (17/2/2020), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG masih akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah secara terbatas, adapun rentang pergerakannya berpotensi berada di level 5.825 hingga 5.900.

Secara teknikal, IHSG dalam tren penurunan (downtrend), yang terlihat dari penembusan level penahan koreksinya (breakout support) yang ada di level 5.877 yang merupakan level terendah sejak pertengahan bulan Mei 2019.

Tekanan pada IHSG terlihat dari posisinya yang  bergerak di bawah rata-ratanya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5), sehingga IHSG dapat dikatakan cenderung melemah secara jangka pendek.

Sumber: Refinitiv

Dari bursa Amerika Serikat (AS), tiga indeks saham utama ditutup secara variatif pada penghujung pekan. Dow Jones (DJIA) turun 0,43% ke level 29.423, S&P 500 masih melemah 0,16% pada level 3.373 dan Nasdaq juga catatkan pelemahan 0,14% ke level 9.711.

Bursa yang dikenal dengan nama Wall Street tersebut masih dibayang-bayangi virus corona yang kian hari kian banyak menjangkiti penduduk terutama di China. Angka kematian sebanyak 1.380 seperti dilaporkan CNBC International pada Jumat lalu. Akan tetapi angka kematiannya bertambah sebanyak 285 menjadi 1.665 kematian hingga Minggu (16/2/2020).

Dari dalam negeri, investor perlu mencermati data neraca perdagangan (balance of trade) RI untuk periode Januari 2020. Data yang memuat ekspor dan impor tersebut rencananya akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS pada hari ini pukul 11:00 WIB.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari beberapa institusi keuangan terkemuka di dalam negeri memperkirakan akan terjadi defisit sebesar US$ 152 juta pada neraca dagang bulan Januari 2020 ini.

Institusi

Pertumbuhan Ekspor (%YoY)

Pertumbuhan Impor (%YoY)

Neraca Perdagangan (US$ Juta)

CIMB Niaga

4.1

-0.6

-400

BCA

1.4

-4.9

-127

BNI Sekuritas

-2.36

-8.1

-177

Maybank Indonesia

1.64

-6.24

101

ING

-3.4

-5.1

-389

Bank Permata

-0.7

-8.19

66.64

Citi

3

-4.3

7.5

Danareksa Research Institute

-2.8

-8.1

-240.4

Moody's Analytics

-

-

-900

Bank Danamon

1.37

-6.72

134

MEDIAN

1.37

-6.24

-152


TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular