Kasus Corona Bikin Kejutan, Wall Street Dibuka Melemah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 February 2020 21:54
Bursa Amerika Serikat (AS) dibuka terpelanting pada Kamis (13/2/2020) menyusul lonjakan kasus corona.
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka terpelanting pada Kamis (13/2/2020) menyusul lonjakan kasus corona dalam skala yang di luar dugaan hingga memunculkan kembali kekhawatiran seputar efeknya terhadap ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 167 poin (-0,6%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), tetapi surut menjadi 115 poin (-0,4%) selang 20 menit kemudian ke 29.437,9. Indeks Nasdaq tertekan 40,2 poin (-0,4%) ke 9.685,3 dan S&P 500 minus 9,7 poin (-0,3%) ke 3.369,1.

China melaporkan adanya 15.152 kasus baru virus Corona, dengan korban jiwa tambahan sebanyak 254 orang. Total, angka kematian akibat virus asal Wuhan tersebut mencapai 1.367 orang dan nyaris 60.000 orang terinfeksi.

Dalam penjelasannya, otoritas China mengatakan kenaikan itu terkait dengan perubahan tabulasi jumlah penderita virus corona. Kini semua individu yang secara 'klinis terdiagnosa' sudah dimasukkan ke dalam kategori 'terkonfirmasi'.

"Reakselerasi tajam infeksi korona yang tiba-tiba di China membuat investor mengukur ulang risiko mereka," tutur Alec Young, Managing Director FTSE Russell, sebagaimana dikutip CNBC International.

Menurut dia, China dan perusahaan yang terkait dengan perjalanan menjadi yang paling rentan kena imbas ekonomi. Namun, selama dampak terhadap ekonomi AS masih terbatas maka bursa saham akan relatif kebal. Sebaliknya jika AS tertembus, maka volatilitas akan naik signifikan.

Cisco Systems menjadi saham yang berkinerja terburuk di antara konstituen Dow Jones, dengan anjlok 5,1%. Koreksi terjadi setelah perseroan mencatatkan penurunan pendapatan secara keseluruhan. Pada kuartal keempat, pendapatan Cisco anjlok 4% secara tahunan.

Sementara itu, Nike, Apple dan Microsoft terkoreksi rata-rata -0,8%. Saham PepsiCo dan Alibaba juga terkoreksi, masing-masing sebesar 0,5% dan 1,9%, meski melaporkan kinerja kuartalan yang lebih baik dari ekspektasi. Di sisi lain, saham Tesla anjlok lebih dari 2% setelah perseroan melaporkan rencana penawaran saham kedua senilai US$ 2 miliar.

Pelaku pasar tak banyak merespons positif angka klaim pengangguran mingguan, meski masih di level rendah. Di sisi lain, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Januari naik 2,5% secara tahunan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular