Pasar Bergairah, Wall Street Dibuka Melonjak 200 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
12 February 2020 21:57
Bursa AS dibuka menguat pada Rabu (12/2/2020), setelah investor mengesampingkan kekhawatiran seputar virus corona.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada pembukaan Rabu (12/2/2020), setelah investor mulai mengesampingkan kekhawatiran bahwa virus corona bisa memukul perekonomian global.

Indeks Dow Jones Industrial Average melompat 200 poin (0,7%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), tetapi kemudian surut menjadi 191,2 poin (0,66%) selang 20 menit kemudian ke 29.471,4. Indeks Nasdaq naik 35,3 poin (0,4%) ke 9.674,9 dan S&P 500 tumbuh 14,6 poin (0,4%) ke 3.372,4.

Para pelaku pasar memonitor dampak wabah virus corona dan menangkap laju perlambatan itu. Hingga Selasa malam, Komisi Kesehatan China melaporkan jatuhnya korban tewas baru akibat virus asal Wuhan tersebut sebanyak 97 orang, dengan total penderita mencapai 44.000.

"Investor menunjukkan daya tahannya dengan mendorong saham lagi ke rekor tertingginya, terutama di AS, mengantisipasi pemulihan berbentuk V yang kuat ketika semua ini usai," tutur perencana makro global SunTrust Advisory Eylem Senyuz, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham Delta Airlines dan American Airlines naik masing-masing 1% dan 0,4% pada pembukaan perdagangan, karena didorong oleh optimisme tersebut. Sebelumnya, saham maskapai anjlok karena tingkat okupansi dikhawatirkan turun tajam karena masyarakat tidak berani bepergian.

Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell dalam testimoninya di depan Komisi Layanan Keuangan Kongres AS kemarin mengatakan bahwa ekonomiĀ Amerika masih di jalur yang benar, tetapi bank sentral masih "memonitor ketat" efek buruk virus tersebut terhadap ekonomi global.

Powell dijadwalkan bersaksi lagi di depan Komisi Perbankan Senat pada hari ini pukulĀ 09:30 a.m (22:30 WIB).

Pelaku pasar juga memantau kinerja keuangan AS. Data FactSet menyebutkan bahwa sekitar 70% dari perusahaan yang menjadi konstituen S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya, dengan 71% di antaranya melaporkan kinerja lebih baik dari ekspektasi.

"Kami telah mengatakan bahwa kenaikan harga saham ke depannya akan membutuhkan penambahan rasio harga terhadap laba bersih per saham (price to earning/ PE ratio)," tutur CEO of The Earnings Scout Nick Raich, sebagaimana dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular