
Naik 3 Hari Beruntun, Nafas IHSG Menguat Lagi Besok Masih Ada

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meneruskan tren positif dalam tiga hari terakhir dengan kenaikan 8 poin atau menguat 0,14% ke level 5.987 pada penutupan perdagangan hari ini Kamis (6/2/2020).
Saham-saham sektor agrikultur, aneka industri, dan properti banyak diburu pelaku pasar dengan kenaikan masing-masing 1,94%, 1,28%, dan 1,16%.
Secara teknikal, IHSG masih menunjukkan tanda-tanda kenaikan dengan menciptakan level tertingginya dalam 4 hari terakhir. Tanda-tanda bullish saat ini juga tercermin dari posisi IHSG yang bergerak di atas rata-ratanya (moving average) dalam 5 hari terakhir (MA5).
Potensi penguatan cukup terbuka pada perdagangan Jumat (6/2) esok, dikarenakan posisinya yang mulai keluar dari level jenuh jualnya (oversold) dan level jenuh belinya masih cukup jauh menurut indikator Relative Strength Index (RSI).
![]() |
IHSG memulai perdagangan dengan penguatan 0,41%, sejalan dengan bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang juga ditutup menguat. Sayangnya, setelah menyentuh level tertingginya 1 menit kemudian di level 6.013, IHSG diwarnai aksi ambil untung (profit taking) sehingga cenderung turun.
Pada pukul 10:02 WIB, penguatan IHSG memudar dan mulai memasuki zona merah. Pada akhir sesi satu, IHSG ditutup dengan pelemahan tipis 0,01% ke level 5.977.
Pelemahan tersebut salah satunya didorong persepsi konsumen dalam negeri yang menurun berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), gerak saham-saham sektor konsumer di bursa pun menjadi kurang bergairah dengan berakhir negatif 0,23% pada akhir perdagangan.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang di survei Bank Indonesia (BI) untuk Januari 2020 turun 4,7 poin menjadi 121,7 dari angka Desember 2019 di 126,4. Meski turun, angka di atas 100 masih menunjukkan optimisme konsumen dalam negeri terhadap perekonomian.
Pada sesi II, IHSG cenderung bergerak menyamping (sideways) dan ditutup pada zona hijau dengan penguatan 0,14%. Penguatan IHSG salah satunya ditopang beli bersih (net buy) investor asing senilai Rp 352,45 miliar, lebih besar dari net buy sebelumnya di pasar reguler yang sebesar Rp 568,44 miliar.
Sentimen dari dalam negeri yang berpotensi mempengaruhi bursa pada Jumat (7/2/2020) esok ialah rilis Cadangan Devisa RI per Januari 2020 yang akan dirilis Bank Indonesia (BI).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!