
PDB RI Cuma 4,9% Kuartal IV, Rupiah KO Lawan Dolar Australia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 February 2020 12:33

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar dolar Australia menguat tipis melawan rupiah setelah sempat melemah di awal perdagangan Rabu (5/2/2020). Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat di kuartal IV-2019 cukup membebani pergerakan rupiah.
Pada pukul 11:15 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.238,42, dolar Australia menguat tipis 0,04% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya di awal perdagangan, dolar Australia melemah 0,29%.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,97% year-on-year (YoY) di kuartal IV-2019. Pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal IV-2016, ketika tumbuh 4,94% YoY.
Sementara sepanjang tahun 2019, pertumbuhan ekonomi RI tercatat sebesar 5,02%, yang menjadi pertumbuhan terlemah sejak tahun 2015.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan faktor eksternal membuat pertumbuhan ekonomi dalam negeri melambat.
"Pertumbuhan ekonomi dunia sedang melemah dan belum stabil. Perang dagang antara AS-China masih jauh dari selesai. Ditambah ketegangan politik di Timur Tengah yang melambat," papar Suhariyanto.
"Sehingga (ekonomi kuartal IV-2019) 4,97% ini masih bisa dipahami," tutur Suhariyanto.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, pertumbuhan ekonomi Oktober-Desember 2019 diperkirakan 5,04% YoY. Ini membuat pertumbuhan ekonomi 2019 secara keseluruhan adalah 5,035%. Dengan pembulatan menjadi dua desimal di belakang, maka boleh dibilang angkanya adalah 5,04%.
Akibat rilis data tersebut, rupiah berisiko melemah tiga hari beruntun melawan dolar Australia. Dalam dua hari sebelumnya, rupiah sudah melemah lebih dari 1%, tetapi sejak awal tahun masih membukukan penguatan 5,36%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Pada pukul 11:15 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.238,42, dolar Australia menguat tipis 0,04% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya di awal perdagangan, dolar Australia melemah 0,29%.
Sementara sepanjang tahun 2019, pertumbuhan ekonomi RI tercatat sebesar 5,02%, yang menjadi pertumbuhan terlemah sejak tahun 2015.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan faktor eksternal membuat pertumbuhan ekonomi dalam negeri melambat.
"Pertumbuhan ekonomi dunia sedang melemah dan belum stabil. Perang dagang antara AS-China masih jauh dari selesai. Ditambah ketegangan politik di Timur Tengah yang melambat," papar Suhariyanto.
"Sehingga (ekonomi kuartal IV-2019) 4,97% ini masih bisa dipahami," tutur Suhariyanto.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, pertumbuhan ekonomi Oktober-Desember 2019 diperkirakan 5,04% YoY. Ini membuat pertumbuhan ekonomi 2019 secara keseluruhan adalah 5,035%. Dengan pembulatan menjadi dua desimal di belakang, maka boleh dibilang angkanya adalah 5,04%.
Akibat rilis data tersebut, rupiah berisiko melemah tiga hari beruntun melawan dolar Australia. Dalam dua hari sebelumnya, rupiah sudah melemah lebih dari 1%, tetapi sejak awal tahun masih membukukan penguatan 5,36%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular