
Jenuh Jual, IHSG Berpotensi Menguat karena Banyak Saham Murah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (5/2/2020) menguat 38 poin atau naik 0,65% ke level 5.922. Penguatan tersebut memutus tren koreksi yang sudah terjadi selama tiga hari perdagangan sebelumnya.
Memasuki perdagangan pada hari Rabu (5/2/2020) pada hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali menguat dengan rentang pergerakan pada level 5.900 hingga 5.980.
Potensi penguatan secara teknikal terbuka, mengingat IHSG secara posisi sudah memasuki level jenuh jualnya (oversold) menurut indikator Relative Strength Index (RSI).
Nilai volume yang meningkat juga mendukung adanya peluang kenaikan. Di mana IHSG menciptakan Rp 7,55 triliun transaksi, lebih tinggi dari transaksi hari sebelumnya yang mencapai Rp 6,96 triliun.
Naiknya volume perdagangan disertai dengan penguatan menandakan gairah pelaku pasar sedang naik pada instrumen saham.
![]() |
Dari bursa saham yang ada di Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama rata-rata ditutup melesat. Indeks Dow Jones (DJIA) naik 1,44% ke level 28.807, S&P 500 terbang 1,50% ke level 3.297 dan Nasdaq meroket 2,1% ke level 9.467.
Dilansir dari Reuters, Bank Sentral China (PboC) kemungkinan memangkas suku bunganya serta serta menurunkan rasio persyaratan cadangan bank (RRR) dalam beberapa minggu mendatang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Laporan tersebut muncul sehari setelah Bank Rakyat China meluncurkan langkah-langkah injeksi likuiditas hingga lebih dari 1 triliun yuan. PBOC juga menyuntikkan 400 miliar yuan lagi dalam hal mendorong likuiditas.
Dari dalam negeri, pelaku pasar perlu menyimak data rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2019 yang akan diumumkan pada Rabu (5/2) hari ini pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal ke-4 2019 diperkirakan 5,04%.
Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi 2019 secara keseluruhan diperkirakan mencapai 5,035%, masih di atas 5%. Akan tetapi cukup jauh dari target pemerintah di 5,3%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!