Analisis Teknikal IHSG

Pelemahan 3 Hari Terhenti, Potensi Penguatan IHSG Terbuka

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 February 2020 20:01
IHSG berhasil mematahkan pelemahan tiga hari beruntun pada hari ini Selasa (4/2/2020) dengan menguat 38 poin atau minus 0,65% ke level 5.922.
Foto: Gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mematahkan pelemahan tiga hari beruntun pada hari ini Selasa (4/2/2020) dengan menguat 38 poin atau minus 0,65% ke level 5.922.

Nilai transaksi yang tercipta mencapai Rp 7,55 triliun, lebih tinggi dari transaksi Senin (4/2) yang mencapai Rp 6,96 triliun. Naiknya volume perdagangan disertai dengan penguatan menandakan gairah pelaku pasar sedang naik pada instrumen saham.

Secara teknikal, IHSG masih dibayangi penurunan meski pada hari ini mengalami kenaikan. Hal ini tercermin dari pola lilin hitam (black candle), yang terbentuk karena level pembukaan lebih tinggi dari level penutupan.

Potensi penguatan pada IHSG masih terbuka, dikarenakan posisi IHSG sudah memasuki level jenuh belinya menurut indikator Relative Strength Index (RSI). Level yang akan dicoba IHSG esok Rabu (5/2/2020) pada 5.950.

Sumber: Refinitiv

IHSG dibuka dengan penguatan tinggi 1,08%, senada dengan bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang ditutup dengan penguatan. Akan tetapi penguatannya terus berkurang karena sebagian pelaku pasar memanfaatkan level tinggi tersebut untuk mengambil keuntungan (profit taking).

Per akhir sesi satu penguatan IHSG menjadi berkurang, akan tetapi masih dijalur hijau dengan penguatan 0,68% ke level 5.924.

Pada sesi II, IHSG cenderung tertekan hingga menyentuh level terendahnya di 5.911 (+0,46%) pada pukul 15:02 WIB. Namun, IHSG mampu kembali bangkit dikarenakan investor asing kembali melakukan pembelian saham dengan catatan beli bersih (net buy) Rp 232,07 miliar di pasar reguler.

Saham-saham yang banyak dibeli asing yakni: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 378,77 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 145,36 miliar), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (Rp 35,01 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk (Rp 25,83 miliar), Astra International Tbk/ASII (Rp 23,36 miliar).

Pelaku pasar perlu menyimak data rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2019 yang akan diumumkan pada Rabu (5/2) esok. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Oktober-Desember 2019 diperkirakan 5,04%.

Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi 2019 secara keseluruhan diperkirakan mencapai 5,035%, masih di atas 5%. Akan tetapi cukup jauh dari target pemerintah di 5,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular