Investor Buru Saham-Saham Murah, Wall Street Dibuka Melonjak

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 February 2020 21:53
Bursa AS dibuka menguat pada Senin (03/02/2020), karena investor memburu saham-saham yang harganya telah anjlok akibat krisis Corona.
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Senin (03/02/2020), dipimpin saham Nike yang melonjak 3,3% setelah direkomendasikan beli oleh JP Morgan dan UBS karena harganya terlalu murah akibat krisis Wuhan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 100 poin (0,4%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan bertambah jadi 261,8 poin (0,9%) selang 20 menit kemudian ke 28.516,56. Indeks Nasdaq naik 99,4 poin (1%) ke 9.251,08 dan S&P 500 tumbuh 30,7 poin (0,9%) ke 3.256,07.

Kekhawatiran virus corona strain baru yang memicu koreksi lebih dari 2% pada Jumat pekan lalu, yang juga hari terakhir pada Januari 2020, mendorong pelaku pasar masuk ke pasar mengoleksi aset yang harganya kian murah.

Angka kematian akibat virus Wuhan dilaporkan telah mencapai 361 pada Minggu, atau melampaui korban jiwa akibat virus SARS yang menyerang pada tahun 2002 hingga 2003. Filipina menjadi negara di luar China yang melaporkan kematian akibat virus tersebut.

Indeks saham maskapai penerbangan dan perjalanan terpelanting sepanjang pekan lalu, masing-masing sebesar 8,4% dan 3,6%. Saham United Airlines anjlok lebih dari 8% sedangkan saham Delta Airlines dan American Airlines masing-masing anjlok lebih dari 2,5%.

Investor juga memburu pasar obligasi pemerintah AS sehingga imbal hasil (yield) SBN AS berjatuh tempo 10 tahun anjlok menjadi 1,505% pada Jumat. Koreksi yield berarti harga naik. Indeks Cboe Volatility, yang dipakai untuk mengukur tingkat kecemasan di Wall Street, melompat di atas 18 pada Januari (dari posisi Desember 2019 pada 13).

"Ketakpastian jangka pendek seputar virus corona sangat memengaruhi segala hal," tutur JJ Kinahan, Kepala Perencana Investasi TD Ameritrade sebagaimana dikutip CNBC International. "Anda bakal melihat aksi realokasi masih berlanjut."

Bursa saham di China juga terus terkapar sejak libur Imlek. Indeks Shanghai anjlok 7,7%, indeks Shenzhen terpelanting 8,4%. Demikian juga dengan indeks Nikkei 225 Jepang yang tertekan 1%.

"Kami mengincar kenaikan lebih tinggi pada indeks S&P 500 setelah kekhawatiran seputar virus Corona mereda," tutur Marc Chaikin, CEO Chaikin Analytics, dalam laporan risetnya. "Peluang beli masih terbuka di sektor dan industri yang kuat."

Namun Penasihat Kepala Ekonom Allianz Mohamed El-Erian menyarankan investor untuk menahan diri dari aksi borong saham saat ini. "Virus corona ini berbeda. Besar. Dia akan melumpuhkan China. Akan menyeret ekonomi global," tuturnya dalam program "Squawk Box" CNBC International.

Dari sisi fundamental ekonomi, Markit Manufacturing bakal merilis Indeks Manager Pembelian (Purchasing Managers' Index/ PMI) Januari pada pukul 09:45 waktu setempat, sebelum ISM juga merilis data serupa pada 15 menit kemudian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular