Analisis Teknikal

Alami Pelemahan 3 Hari Beruntun, IHSG Masih di Bawah Tekanan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 February 2020 20:25
IHSG mengawali perdagangan Senin (3/2/2020) dengan penurunan 55 poin (-0,94%) ke level 5.884, menjadikan pelemahan ke-3 secara beruntun
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal pekan Senin (3/2/2020) dengan penurunan 55 poin atau minus 0,94% ke level 5.884, menjadikan pelemahan di hari yang ketiga secara beruntun.

Nilai transaksi yang tercipta mencapai Rp 6,96 triliun, lebih rendah dari transaksi Jumat (31/1) yang mencapai Rp 8,08 triliun. Turunnya volume perdagangan menandakan gairah pelaku pasar sedang turun. Secara teknikal, IHSG masih dibayangi penurunan dengan terbentuknya pola lilin hitam (black candle) yang menunjukkan tekanan jual.

Indikator teknikal moving average convergence/divergence (MACD) menggambarkan bahwa IHSG berada di teritori negatif. Selain itu, IHSG masih dalam tren penurunan yang ditandai dengan adanya persilangan mati (dead cross).

Sumber: Refinitiv

Pelemahan IHSG telah terbaca ketika dibuka dengan koreksi 0,32%, hal ini dikarenakan pelaku pasar masih cenderung menjual seiring kondisi global yang tak menentu akibat wabah dari virus corona yang masih banyak memakan korban di China dan mulai menjangkiti lebih dari 20 negara.

Sempat menipiskan pelemahan hingga masuk ke zona hijau pada pukul 10:40 WIB, IHSG kembali terdorong turun setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Januari 2020 yang berada di angka 0,39% month-on-month (MoM). Sementara secara year-on-year (YoY) inflasi sebesar 2,86%, dan inflasi inti 2,88% YoY.

Per akhir sesi satu, pelemahan IHSG justru semakin dalam dengan koreksi 0,52% ke level 5.909. Pada sesi II tekanan IHSG tidak juga mereda, bahkan membesar hingga ditutup dengan pelemahan 0,94%. Investor asing kembali melakukan penjualan saham dengan catatan jual bersih (net sell) Rp 789,68 miliar di pasar reguler.

Saham-saham yang banyak dijual asing yakni: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-Rp 482,49 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (-Rp 91,25 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 85,54 miliar), PT Ace Hardware Indonesia Tbk/ACES (Rp 45,46 miliar), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Rp 43,61 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular