
Korban Virus Corona Bertambah, Wall Street Dibuka Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka tertekan pada perdagangan Kamis (30/01/2020), menyusul kenaikan jumlah korban jiwa virus Corona di China yang memicu kekhawatiran seputar dampak wabah ini terhadap ekonomi dunia.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 44 poin (-0,2%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan bertambah menjadi 53,2 poin (-0,2%) selang 20 menit kemudian ke 28.686,31. Indeks Nasdaq dibuka turun 10,6 poin (-0,1%) ke 9.260,58 dan indeks S&P 500 tertekan 11,9 poin (-0,4%) ke 3.261,31.
Komisi Kesehatan Nasional China pada Kamis mengonfirmasi bahwa angka kematian akibat wabah Wuhan telah mencapai 170 orang, sedangkan yang positif mengidap virus tersebut telah melebihi angka 7.700. Virus itu telah menyebar hingga AS.
"Penyebaran virus Wuhan tidak meningkat, tetapi market menjadi cemas melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi dan laba emiten karena banyak perusahaan China yang menghentikan operasi untuk mengurangi penyebaran wabah ini," tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report sebagaimana dikutip CNBC International.
Saham maskapai penerbangan seperti American Airlines, Delta Airlines, dan United Airlines masing-masing jatuh lebih dari 0,5%, sedangkan aham emiten ekspedisi dan perjalanan seperti Expedia serta Carnival juga turun, masing-masing sebesar 1,7% dan 5,4%.
Wall Street juga mengalami tekanan setelah Facebook melaporkan kinerja kuartal IV-2019 yang menunjukkan lonjakan belanja dan margin yang menipis. Akibatnya, saham Facebook dilepas dan anjlok lebih dari 7%.
Sementara itu, Tesla melaporkan laba bersih kuartalan untuk kedua kali berturut-turut menyusul rekor pengiriman mobilnya ke pelanggan dan membidik angka produksi 500.000 unit tahun ini sehingga sahamnya melesat 8,3%.
Microsoft mengalahkan ekspektasi pelaku pasar menyusul kuatnya penjualan dan laba bersih yang disumbangkan oleh divisi komputasi awan (cloud). Data FactSet menyebutkan sekitar 200 emiten yang menjadi konstituen S&P 500 melaporkan laba bersih dengan 70% di antaranya melampaui ekspektasi pasar.
Dari sisi fundamental perekonomian AS, tidak ada kejutan berarti karena ekonomi AS dilaporkan tumbuh 2,1% atau sejalan dengan ekspektasi pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?