Kinerja Apple Positif, Wall Street Pede Menguat di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 January 2020 21:50
Bursa AS menguat pada pembukan Rabu (29/02/2020) menyusul kinerja positif emiten AS meski dibayangi perkembangan virus Corona di China.
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukan Rabu (29/02/2020) menyusul kinerja positif emiten AS, terutama Apple, meski dibayangi perkembangan virus Corona di China.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 187 poin (0,7%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), tetapi surut menjadi 133,7 poin (0,48%) selang 15 menit kemudian ke 28.847,92. Indeks Nasdaq naik 39,95 poin (0,43%) ke 9.308,55 dan S&P 500 tumbuh 10,36 poin (0,32%) ke 3.286,77.

Saham Apple naik lebih dari 2% setelah melaporkan kinerja kuartal IV-2019 yang melampaui ekspektasi. Lonjakan tersebut dibukukan berkat kenaikan penjualan iPhone sebesar 8% menjadi US$ 55,96 miliar.

"Apple mengejutkan investor dari berbagai sisi, tetapi yang terpenting secara material melampaui ekspektasi investor dari penjualan iPhone, yang berujung pada pertumbuhan kuartalan di atas ekspektasi investor," tutur analis J.P. Morgan Samik Chatterjee dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.

McDonald's juga membukukan kinerja kuartalan yang melampaui ekspektas, sehingga sahamnya naik 0,7%. Di sisi lain saham Boeing juga ikut menguat, lebih dari 3%, setelah berhari-hari tertekan, menyusul penyidikan seputar produksi "cacat" seri 737 Max.

Sejauh ini, sekitar 25% perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja kuartalan mereka. Dari jumlah tersebut, data FactSet menyebutkan 72% di antaranya membukukan laba bersih lebih baik dari perkiraan pasar.

Pelaku pasar juga masih memonitor perkembangan penanganan virus Corona. Gedung Putih mengumumkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan pembekuan penerbangan dari China ke AS. Virus Corona telah menjangkiti 5.974 warga China dan membunuh 132 lainnya.

Dari sisi moneter, investor akan mencermati pernyataan The Federal Reserve pada Rabu sore, setelah bank sentral tersebut mengumumkan kebijakan moneter pertamanya dalam satu dekade terakhir.

Pasar berekspektasi suku bunga acuan akan dipertahankan di level 1,5- 1,75%, tetapi pasar akan menanti pidato Gubernur The Fed Jerome Powell terutama terkait dengan komentar seputar program repo (repurchase agreement) atau potensi dampak dari virus Corona terhadap ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular