
Kekhawatiran Soal Corona Mereda, Bursa AS Terindikasi Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami aksi jual terbesar dalam 3 bulan terakhir, bursa Amerika Serikat (AS) berpeluang berbalik menguat pada perdagangan Selasa (28/01/2020) setelah investor mengatasi kepanikan seputar wabah virus Corona.
Pada pukul 07:40 waktu setempat (19:40 WIB), kontrak berjangka (futures) Dow Jones Industrial Average naik 145 poin, mengindikasikan kenaikan sebesar 137 poin pada pembukaan. Kontrak serupa indeks S&P 500 and Nasdaq 100 juga menguat.
"Bursa mencoba untuk stabil dan berbalik menguat meski upaya tersebut cenderung tentatif dan minim alasan," tutur Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.
Sinyal kenaikan ini muncul setelah Wall Street mengalami koreksi terbesarnya sejak Oktober pada Senin kemarin. Indek Dow Jones anjlok lebih dari 450 poin sedangkan indeks S&P 500 mencatatkan koreksi 1%, pertama dalam 74 hari perdagangan.
Indeks Nasdaq pun ikut-ikutan membukukan koreksi harian terbesar sejak Agustus 2019, menyusul kekhawatiran seputar penyebaran virus Corona yang dikhawatirkan mengganggu ekonomi global. Di China, virus ini membunuh lebih dari 100 orang dan menulari 4.500 lainnya.
Departemen Dalam Negeri AS menganjurkan warga negaranya untuk menghindari China karena wabah tersebut. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia memiliki "komunikasi yang sangat dekat" dengan Beijing terkait virus tersebut.
Pelaku pasar juga mencermati musim laporan keuangan. Raksasa farmasi Pfizer membukukan kinerja kuartal IV-2019 lebih buruk secara triwulanan, sehingga sahamnya turun 1,4% di sesi pra-pembukaan.
Di sisi lain, laba bersih produsen motor gede (moge) Harley-Davidson mengalahkan ekspektasi pasar tetapi pendapatannya turun sehingga sahamnya anjlok 7%.
Menurut data FactSet, 67% perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P 500 membukukan laba bersih lebih baik dari perkiraan pasar. Apple akan menjadi salah satu emiten yang paling ditunggu rilis laporan keuangannya pada Selasa sore setelah penutupan pasar.
Dari sisi makroekonomi, data penjualan barang tahan lama (durable goods) AS bakal dirilis pada pukul 08:30 waktu setempat, disusul data keyakinan konsumen serta hasil survei The Fed Richmond dan Dallas satu setengah jam kemudian.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street