Wabah Corona Meluas, Wall Street Dibuka Longsor 500 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 January 2020 21:42
Bursa AS dibuka anjlok pada Senin (27/01/2020) menyusul makin meluasnya wabah corona yang dikhawatirkan bisa memukul perekonomian dunia
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada perdagangan Senin (27/01/2020) menyusul makin meluasnya wabah corona yang dikhawatirkan bisa memukul perekonomian dunia.

Sejauh ini, virus Corona menjangkiti 2.862 orang di China dan membunuh 81 orang. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dijadwalkan mengunjungi China untuk menemui pejabat setempat. Di AS, kasus kelima penderita Corona sudah terkonfimrasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 521 poin (-1,8%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan sedikit surut menjadi 428,9 poin (-1,48%) selang 10 menit kemudian ke 28.558,12. Indeks Nasdaq dibuka turun 178,29 poin (-1,9%) ke 9.139,89 dan indeks S&P 500 tertekan 48,21 poin (-1,46%) ke 3.247,66.

"China merupakan pendorong terbesar pertumbuhan global sehingga bisa memicu situasi yang lebih buruk," tutur Alec Young, Managing Director FTSE Russell sebagaimana dikutip CNBC International. "Pasar benci ketakpastian, dan virus corona adalah ketakpastian yang begitu nyata hingga tiada yang tahu seburuk apa dia memengaruhi ekonomi global."

Saham maskapai seperti American Airlines dan Delta Airlines anjlok masing-masing lebih dari 4% di pembukaan. Saham pengelola resor MGM juga anjlok lebih dari 5%, sementara Las Vegas Sands dan Wynn Resort masing-masing terpelanting hingga 8,4% dan 9,6%.

Saham agen perjalanan seperti Expedia, Carnival dan Marriott International juga tertekan lebih dari 4%. Saham sektor konsumer dengan eksposur pasar China seperti Apple, Disney, Nike dan Estee Lauder juga tertekan hingga 3%.

Bursa saham di berbagai belahan dunia juga tertekan, seperti indeks Nikkei 225 yang longsor 2%, Dax Jerman yang anjlok 2,3% dan indeks CAC Prancis yang terseret hingga lebih dari 2%.

Harga emas dan obligasi pemerintah AS menguat karena investor memburu aset aman (safe haven). Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun menjadi 1,63% sedangkan harga emas berjangka naik 0,6% menjadi US$ 1.581,6 per ounce.

Virus Corona telah menyerang pasar AS hingga bursa Wall Street terkoreksi pekan lalu, menjadi koreksi mingguan pertama di 2020. Indeks Cboe Volatility (VIX), yang mengukur tingkat kekhawatiran pelaku pasar AS meloncat hingga ke level 18, dari sebelumnya di kisaran 14,5.

Saham Boeing juga anjlok hingga lebih dari 1,5% menyusul jatuhnya pesawat penumpang di Afghanistan. Pesawat itu diyakini milik Ariana Afghan Airlines, tetapi Reuters melaporkan bahwa pejabat sementara CEO Ariana Mirwais Mirzakwal menampik kabar tersebut.

Dari sisi fundamental ekonomi, pelaku pasar bakal mencermati angka penjualan rumah baru yang akan dirilis pada pukul 10:00 waktu setempat dan angka manufaktur Fed Dallas setengah jam kemudian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular