Analisis Teknikal IHSG

Masih Dibayangi Dead Cross, Waspada Pelemahan IHSG Lanjutan!

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
27 January 2020 18:46
IHSG memulai perdagangan Senin (27/1/2020) dengan ditutup anjlok 110 poin (-1,78%) ke 6.133, terendah hampir dalam 2 bulan terakhir.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan awal pekan hari pada Senin (27/1/2020) dengan ditutup anjlok 110 poin atau -1,78% ke level 6.133, terendah hampir dalam 2 bulan terakhir.

Perdagangan saham di bursa terlihat sepi dengan transaksi hanya Rp 4,92 triliun, jauh lebih rendah dari transaksi sehari sebelumnya yang mencapai Rp 6,33 triliun. Turunnya angka volume yang disertai pelemahan menandakan bahwa tidak semua pelaku pasar sepenuhnya menjual, beberapa di antaranya cenderung menunggu (wait and see).

Secara teknikal, IHSG masih dibayangi penurunan seiring terbentuknya pola lilin hitam panjang (long black candle) yang menandakan tekanan beli yang cukup kuat.

Secara rata-rata bergerak (moving average/MA), persilangan mati (dead cross) masih terbentuk sehingga penurunan masih akan terjadi. Dead Cross tersebut terjadi karena pergerakan garis rerata IHSG selama 5 hari (MA-5) yang memotong turun garis MA-20 yang diwakili garis berwarna ungu.

Level penahan koreksi (support level) IHSG yang terdekat berada pada 6.100. Jika tertembus, penahan koreksi selanjutnya berturut-turut ialah 6.050 dan 6.000.

Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia


IHSG memulai perdagangan dengan pelemahan tipis 0,05%, mengekor bursa Wall Street AS yang rata-rata ditutup melemah karena investor khawatir wabah virus Corona yang telah memakan sejumlah korban akan berpengaruh secara luas termasuk ke dalam sektor ekonomi global.

Benar saja, pelemahan IHSG semakin dalam dan sesi I ditutup anjlok 1,12% pada level 6.174. Pada sesi II, pelemahan IHSG bukannya berkurang malah semakin membesar karena aksi jual investor domestik yang menguasai perdagangan dengan persentase 76,89%.

Pada akhir perdagangan, tekanan sedikit berkurang karena investor asing cenderung melakukan pembelian sehingga IHSG tidak berakhir di level terendahnya. Asing hari ini membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 179,59 miliar di pasar reguler, dan Rp 161,16 miliar di semua pasar baik reguler maupun non reguler.

Beberapa saham yang dikoleksi asing yaitu: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 220 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 126,87 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 27,64 miliar), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 15,95 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular