
Walau Jadi Runner Up, IHSG Masih Lemes Gara-gara Virus Corona
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 January 2020 13:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan terakhir bursa saham tanah air diwarnai dengan koreksi. Indeks bursa saham kawasan Asia lain juga senasib, isu virus corona yang menjangkiti China dan berbagai negara lain seolah menebar teror dan membawa kecemasan di pasar.
Untuk periode 17-24 Januari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,8%. Bersama IHSG, indeks Straits Time juga terkoreksi 1,2%, Hang Seng anjlok 3,8%, indeks Kospi terpangkas 0,2%, indeks KLCI jeblok 1,4% dan Nikkei melorot 0,9%. Sementara itu bursa China yang libur satu hari lebih awal karena tahun baru imlek ditutup melemah 3,2%.
Pelemahan IHSG masih lumayan dibanding indeks bursa lainnya, terbukti dari enam indeks bursa utama kawasan Asia lainnya, IHSG keluar sebagai runner up pekan ini.
Indeks bursa saham diwarnai dengan koreksi minggu ini seiring dengan merebaknya virus corona jenis baru yang terus menelan korban.
Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, provinsi Hubei China bagian tengah. Awalnya ada lebih dari 50 orang yang tiba-tiba terkena penyakit misterius. Setelah itu jumlah kasus yang dilaporkan terus bertambah.
Kabar teranyar, saat ini jumlah kasus sudah mencapai 847 kasus. Sudah ada korban jiwa sebanyak 26 orang. Virus ini paling banyak ditemukan di China, terutama di Wuhan. Korban pertama yang meninggal akibat virus ini adalah seorang pria berusia 61 tahun di Wuhan 9 Januari lalu.
Virus ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sumber penyebaran virus ini selalu sama, yaitu dari orang yang dalam waktu dekat bepergian ke China. Negara lain yang sudah melaporkan temuan kasus ini antara lain Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Macao, Thailand, Vietnam, Taiwan dan AS.
Kebanyakan kasus ditemukan di China. Negeri Panda itu menyumbang kasus terbanyak hingga 830 kasus. Hal ini membuat pemerintah China mengambil tindakan untuk mengkarantina kota Wuhan dan beberapa kota-kota lain.
Pemerintah China terus berupaya agar virus ini tak semakin menyebar luas dan terus memakan korban jiwa. Beberapa kota di China dikarantina. Fasilitas transportasi umum seperti stasiun kereta hingga bandara di tutup.
Setiap orang dihimbau untuk tak bepergian sementara ini. Beberapa kota yang dikabarkan dikarantina antara lain adalah Huanggang, Xiantao, Ezhou, Qianjiang, Zhijiang, Chibi dan Lichuan.
Kementerian Keuangan China telah menggelontorkan dana sebesar US$ 145 juta (Rp 2 triliun) untuk membantu provinsi Hubei melawan virus korona baru ini. Kota Wuhan juga tengah membangun rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur yang rencananya mulai beroperasi awal minggu depan.
Suasana di China memang tengah mencekam. China kini berstatus darurat. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak mau buru-buru mengumumkan kondisi sekarang ini sebagai situasi darurat global.
Hal yang dikhawatirkan adalah, jika virus ini terus meluas dan bertahan lama, dampaknya bisa tereskalasi dan membawa pukulan telak untuk ekonomi kawasan Asia. Sehingga wajar kalau bursa saham dalam sepekan cenderung tak bergairah.
Kasus wabah virus corona baru yang terjadi jelang tahun baru imlek ini membuat suasana di China menjadi mencekam. Seharusnya tahun baru imlek jadi momen untuk berkumpul dengan sanak famili dan mengunjungi berbagai tempat hiburan atau festival.
Namun akibat virus ganas ini, Beijing telah membatalkan berbagai perayaan imlek. Disney Land di Shang Hai pun ditutup sementara. Sektor perjalanan, pariwisata, restoran dan hiburan adalah sektor yang paling merasakan dampaknya dari kejadian ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Untuk periode 17-24 Januari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,8%. Bersama IHSG, indeks Straits Time juga terkoreksi 1,2%, Hang Seng anjlok 3,8%, indeks Kospi terpangkas 0,2%, indeks KLCI jeblok 1,4% dan Nikkei melorot 0,9%. Sementara itu bursa China yang libur satu hari lebih awal karena tahun baru imlek ditutup melemah 3,2%.
Indeks bursa saham diwarnai dengan koreksi minggu ini seiring dengan merebaknya virus corona jenis baru yang terus menelan korban.
Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, provinsi Hubei China bagian tengah. Awalnya ada lebih dari 50 orang yang tiba-tiba terkena penyakit misterius. Setelah itu jumlah kasus yang dilaporkan terus bertambah.
Kabar teranyar, saat ini jumlah kasus sudah mencapai 847 kasus. Sudah ada korban jiwa sebanyak 26 orang. Virus ini paling banyak ditemukan di China, terutama di Wuhan. Korban pertama yang meninggal akibat virus ini adalah seorang pria berusia 61 tahun di Wuhan 9 Januari lalu.
Virus ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sumber penyebaran virus ini selalu sama, yaitu dari orang yang dalam waktu dekat bepergian ke China. Negara lain yang sudah melaporkan temuan kasus ini antara lain Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Macao, Thailand, Vietnam, Taiwan dan AS.
Kebanyakan kasus ditemukan di China. Negeri Panda itu menyumbang kasus terbanyak hingga 830 kasus. Hal ini membuat pemerintah China mengambil tindakan untuk mengkarantina kota Wuhan dan beberapa kota-kota lain.
Pemerintah China terus berupaya agar virus ini tak semakin menyebar luas dan terus memakan korban jiwa. Beberapa kota di China dikarantina. Fasilitas transportasi umum seperti stasiun kereta hingga bandara di tutup.
Setiap orang dihimbau untuk tak bepergian sementara ini. Beberapa kota yang dikabarkan dikarantina antara lain adalah Huanggang, Xiantao, Ezhou, Qianjiang, Zhijiang, Chibi dan Lichuan.
Kementerian Keuangan China telah menggelontorkan dana sebesar US$ 145 juta (Rp 2 triliun) untuk membantu provinsi Hubei melawan virus korona baru ini. Kota Wuhan juga tengah membangun rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur yang rencananya mulai beroperasi awal minggu depan.
Suasana di China memang tengah mencekam. China kini berstatus darurat. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak mau buru-buru mengumumkan kondisi sekarang ini sebagai situasi darurat global.
Hal yang dikhawatirkan adalah, jika virus ini terus meluas dan bertahan lama, dampaknya bisa tereskalasi dan membawa pukulan telak untuk ekonomi kawasan Asia. Sehingga wajar kalau bursa saham dalam sepekan cenderung tak bergairah.
Kasus wabah virus corona baru yang terjadi jelang tahun baru imlek ini membuat suasana di China menjadi mencekam. Seharusnya tahun baru imlek jadi momen untuk berkumpul dengan sanak famili dan mengunjungi berbagai tempat hiburan atau festival.
Namun akibat virus ganas ini, Beijing telah membatalkan berbagai perayaan imlek. Disney Land di Shang Hai pun ditutup sementara. Sektor perjalanan, pariwisata, restoran dan hiburan adalah sektor yang paling merasakan dampaknya dari kejadian ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Most Popular