
Rupiah Jawara Asia, Apa Kata Bank Indonesia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Bank Indonesia menilai penguatan nilai tukar rupiah membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Perry Warijiyo, Gubernur BI, mengatakan bahwa secara year-to-date rupiah menguat 1,74%. Ini melanjutkan tren 2019, di mana rupiah menguat sampai 3,58%.
"Penguatan rupiah didorong pasokan valas dari para eksportir dan aliran modal asing sejalan prospek ekonomi Indonesia yang terjaga dan ketidakpastian global yang menurun," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Menurut Perry, penguatan rupiah adalah hal yang wajar karena fundamental Indonesia terus membaik. Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada 2019 diperkirakan berada di kisaran 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan tetap stabil di level 2,5-3% pada 2020.
"BI memandang penguatan rupiah sejalan dengan kondisi fundamental yang membaik, membaiknya mekanisme pasar, dan keyakinan pasar terhadap kebijakan BI dan pemerintah. Penguatan rupiah memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan terjaganya stabilitas makroekonomi," papar Perry.
Hari ini, tren penguatan rupiah masih berlanjut. Pada pukul 14:23 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.620 di mana rupiah menguat 0,15%.
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
